Pihaknya telah menyiapkan potensi-potensi investasi di berbagai daerah di Sumbar untuk ditawarkan ke investor sepanjang 2022 mendatang. Diantaranya investasi bidang pariwisata seperti untuk pembangunan hotel, mulai dari daerah Kawasan Wisata Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Padang, dan Bukittinggi. “Kita juga akan siapkan agar Mentawai juga bisa dilirik investor untuk pembangunan hotel,” ujarnya.
Menurutnya kendati di Mentawai untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) belum selesai, tapi untuk pembangunan hotel bisa disesuaikan. Karena di Sumbar ini kunjungan wisatawan asing itu terbanyak menuju ke Mentawai.
Selain investasi di bidang pariwisata, potensi energi baru terbarukan dan panas bumi, juga menjadi jualan yang diandalkan oleh Pemprov Sumbar pada tahun 2022 mendatang. “Kita punya potensi panas bumi dan energi terbarukan. Potensi ini akan terus kita promosikan, agar bisa dikelola oleh investor, seperti di Pasaman, Solok, dan Solok Selatan itu,” ujar Dedi.
Sementara itu realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Sumbar mencapai 86,04 persen yang didominasi oleh PMDN. PMDN dari target Rp2,95 triliun terealisasi Rp3,51 triliun atau 118,99 persen sedangkan PMA dari target 135 juta dolar AS hanya terealisasi 40,02 juta dolar AS. (ant)