Layanan ini ditargetkan dapat digunakan oleh satu juta penumpang pesawat pada tahun ini. “Penggunaan TravelinPass berdampak positif pada optimalisasi proses di bandara,” ucap Awaluddin.
Sementara itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Dwi Ananda menjabarkan, layanan TravelinPass memberikan keuntungan bagi traveler.
“Keuntungan pertama, traveler lebih mudah mempersiapkan keberangkatan dari jauh hari sebelum penerbangan, dengan genggaman saja lewat smartphone.”
“Penumpang pesawat bisa mendapatkan TravelinPass dan melakukan check-in di mana saja, tidak harus menunggu tiba di bandara,” jelas Dwi Ananda.
Kemudian keuntungan kedua adalah bebas antrean. Setibanya di bandara, traveler tidak perlu lagi antre di konter check-in.
Bagi yang hanya membawa bagasi kabin, bisa langsung menuju TravelinLane untuk melakukan verifikasi wajah di autogate dan langsung ke boarding lounge. Keuntungan ketiga, traveler tidak perlu mengeluarkan KTP atau boarding pass untuk menuju boarding lounge.
“Penumpang cukup melakukan verifikasi pengenalan wajah. Data penumpang pesawat untuk mendapatkan TravelinPass juga sudah diverifikasi dengan data Dukcapil, sehingga dipastikan keamanannya,” kata Dwi Ananda.
Lalu keuntungan keempat, pengguna TravelinPass dapat mengikuti program komersial yang dijalankan AP II bersama pihak lain, seperti misalnya reward program, cashback & discount.
Keuntungan kelima adalah perjalanan traveler terdokumentasi dengan baik dan rapih, sejalan dengan adanya fitur Riwayat Penerbangan.
Layanan di bandara AP II ini telah sesuai dengan seluruh regulasi yang ada. Diharapkan, kehadiran TravelinPass dapat memicu lebih banyak lagi implementasi digitalisasi di sektor kebandaudaraan nasional.
Adapun pada Agustus – September 2023, 17 bandara AP II yang menyediakan layanan TravelinPass dan biometrice face recognition adalah Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Tjilik Riwut (Palangkaraya), Minangkabau (Padang), dan Raja Sisingamangaraja XII (Silangit).
Selanjutnya, Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Depati Amir (Pangkal Pinang), Husein Sastranegara (Bandung), Supadio (Pontianak), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Sultan Thaha (Jambi), Sultan Iskandar Muda (Aceh), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Radin Inten II (Lampung), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Syarik Kasim II (Pekanbaru) dan Banyuwangi. (rdr/infopublik)