Mahyeldi mencontohkan pengelolaan wakaf di Pondok Modern Gontor. Dulu, pesantren ini hanya berdiri di atas lahan 17 hektare.
Kini, luasnya sudah mencapai lebih dari 1.700 hektare dengan aset yang tersebar di berbagai daerah, termasuk di Sumatera.
Ia berharap, konferensi ini bisa menjadi langkah awal agar Sumatera Barat menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan wakaf yang produktif. Acara juga akan diisi dengan pelatihan bagi para nazir dan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
“Harapan kita, konferensi ini melahirkan rekomendasi yang bisa dijadikan acuan dalam pengelolaan wakaf, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Mahyeldi.
Sementara itu, KH. Anang Rikza Masyhadi menyampaikan pandangannya bahwa wakaf memiliki peran penting dalam sejarah peradaban Islam. Menurutnya, tidak ada peradaban Islam yang berdiri tanpa jejak wakaf di dalamnya.
“Bicara wakaf itu bicara peradaban. Dalam sejarah Islam, semua kemajuan peradaban pasti ada jejak wakafnya. Mulai dari Masjid Quba, Masjid Nabawi, sampai Al-Azhar di Kairo semuanya berdiri karena wakaf,” jelasnya.
Ia menambahkan, wakaf merupakan instrumen sosial yang bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, sosial, hingga infrastruktur.
“Kalau dikelola dengan baik, wakaf bisa menjadi kekuatan besar untuk menyejahterakan umat,” ujarnya.
KH. Anang juga mencontohkan kisah berdirinya Pondok Modern Gontor yang awalnya didirikan oleh tiga bersaudara yatim.
Mereka mewakafkan warisan orang tuanya untuk mendirikan lembaga pendidikan, yang kini telah berusia satu abad dan melahirkan ribuan ulama, pemimpin, dan tokoh masyarakat.
“Gontor itu contoh nyata bagaimana wakaf melahirkan manusia unggul. Dari manusia lahir lembaga, perusahaan, dan pemimpin yang terus membawa manfaat bagi umat,” katanya.
Ia menegaskan, wakaf adalah investasi peradaban yang hasilnya bisa dirasakan lintas generasi. Karena itu, ia mendorong masyarakat untuk lebih sadar dan aktif dalam berwakaf, agar potensi besar yang ada bisa benar-benar menjadi kekuatan ekonomi umat. (rdr/adpsb/cen)

















