“Kami dari Forum Komunikasi Keluarga Difabel Indonesia Chapter Sawahlunto, siap memfasilitasi mereka untuk budidaya madu galo-galo ini. Masa depan mereka jadi perhatian kita bersama. Karena, mereka tidak bisa jadi anak-anak pada umumnya.”
“Dan, mustahil anak-anak difabel ini jadi dokter. Makanya, mereka harus menjadi perhatian kita bersama,” ujar istri dari Wakil Walikota Sawahlunto ini.
Senada dengan Kepala Resort IV KPHL Bukit Barisan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Mada Rusli. Kata dia, pihaknya juga siap memfasilitasi keluarga difabel Sawahlunto ini untuk pelatihan budidaya madu galo-galo.
“Ya, kami siap memfasilitasi mereka (difabel) untuk studi budidaya madu, yaitu dengan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Agroforestry aro Sepakat,” katanya
Sementara itu, Saribani (47) yang merupakan orangtua salah satu anak difabel yang tinggal di Dusun Air Gantang, Desa Balai Baru Sandaran, Kecamatan Barangin, mengucapkan terima kasih kepada Semen Padang yang telah memberikan bantuan Stup lebah galo-galo untuk anaknya bernama Putri Nurhaliza (20).
Apalagi, Stup ini sangat dibutuhkan dalam budidaya madu galo-galo, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga. “Suami saya sudah 5 tahun sakit, tidak bisa kerja. Dulunya, kerja sebagai tukang kayu.”
“Mudah-mudahan, bantuan Stup ini bermanfaat bagi anak kami dalam membudidayakan madu galo-galo, meskipun kami juga belum ada pengalaman.”
“Insya Allah, dengan adanya dukungan dan bimbingan banyak pihak, anak kami yakin bisa membudidayakannya,” kata Saribani. (rdr)

















