“Nah, ada isu juga tabung ini sebenarnya kalau dilihat bukan masalah jumlahnya yang kurang. Tapi karena ada peningkatan yang tinggi, sehingga perputaran tabungnya itu mesti dijaga,” katanya.
Budi pun kemudian meminta agar penggantian tabung lebih sering agar terjadi perputaran tabung lebih cepat, sehingga tidak menimbulkan kelangkaan.
“Sama seperti kita punya tabung elpiji misalnya, di rumah kita punya 2 tabung. Kalau misalnya sebelumnya sebulan sekali diganti, karena sekarang penggunaannya lebih sering ya mungkin seminggu sekali diganti atau tiga hari sekali diganti.”
“Nah isunya adalah banyak yang kemudian tabung elpiji nya supaya nggak terlalu sering, pengen nambah 4. Nah itu yang kita ajarkan sebenarnya nggak perlu. Sebenarnya logistiknya lebih bagus, tidak perlu walaupun jumlah pemakaiannya lebih banyak, tabung elpiji nggak usah dari 2 dijadi menjadi 4 atau 8, tapi nanti pengisiannya lebih sering yang tadinya 1 bulan sekali, menjadi 2 hari sekali atau juga jadi seminggu sekali,” papar Budi.
“Jadi itu menjelaskan juga masyarakat bahwa kita sudah mengantisipasi adanya kekurangan tabung oksigen,” jelas Budi. (*)