Konsumsi Garam Terlalu Banyak, Ini Dampaknya bagi Tubuh

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama serangan jantung, stroke dan gagal jantung

Ilustrasi garam berlebihan. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Terlalu banyak garam pada makanan yang kita asup tidak baik bagi kesehatan. Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan pedoman konsumsi gula, garam dan lemak, di mana konsumsi garam per hari hanya boleh satu sendok teh atau setara 2.000 miligram natrium.

Di antara beberapa risiko kesehatan akibat terlalu banyak konsumsi garam termasuk masalah ginjal, mudah haus, dan tekanan darah yang lebih tinggi. Risiko kesehatan terlalu banyak garam Berikut sejumlah risiko kesehatan akibat terlalu banyak garam yang dikonsumsi, seperti dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:

Kerja ginjal terganggu

Salah satu risiko terlalu banyak garam adalah masalah pada ginjal. Ginjal menyaring lebih dari 120 liter darah setiap harinya. Organ ini juga berfungsi untuk menarik racun dan cairan yang tidak diinginkan dari sel-sel di seluruh tubuh, kemudian mengirimnya ke kandung kemih untuk dibuang melalui urine.

Konsumsi garam berlebih dapat mempersulit ginjal untuk mengeluarkan cairan. Akibatnya, cairan bisa menumpuk dan meningkatkan tekanan darah. Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa memicu penyakit gagal ginjal.

Tekanan darah tinggi

Konsumsi makanan dengan terlalu banyak garam dalam jangka waktu lama bisa memicu sejumlah masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi. Menurunkan kandungan garam dari pola makan bisa membantu menurunkan tingkat tekanan darah.

Misalnya, dua ulasan besar yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) pada 2013 dan jurnal Global Heart pada 2015, melaporkan bahwa pengurangan asupan garam 4,4 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (angka atas dan bawah pembacaan) masing-masing hingga 4,18 mmHg dan 2,06 mmHg.

Namun, penurunan yang diamati hampir dua kali lebih besar pada individu dengan hipertensi, dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan darah dalam kisaran normal. Selain itu, efek ini dianggap lebih kuat secara signifikan pada individu yang sensitif terhadap garam dibandingkan pada mereka yang tidak sensitif terhadap garam. Obesitas dan penuaan juga memperkuat efek peningkatan tekanan darah dari diet tinggi garam.

Sering haus

Mendorong tubuh untuk minum lebih banyak air adalah cara tubuh untuk mencoba memperbaiki rasio natrium-air. Itulah mengapa ketika kita mengonsumsi terlalu banyak garam atau makan makanan tinggi garam, kita akan cenderung lebih mudah haus. Di sisi lain, jika tubuh tidak mengasup cairan setelah mengonsumsi garam dalam jumlah tinggi, kadar natrium dalam tubuh bisa naik di atas tingkat aman.

Kondisi ini pada akhirnya dapat mengakibatkan hypernatremia. Hypernatremia dapat menyebabkan air keluar dari sel-sel tubuh dan masuk ke dalam darah sebagai upaya untuk mengencerkan kelebihan natrium. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kebingungan, kejang, koma, bahkan kematian.

Mengganggu kualitas tidur

Mengonsumsi terlalu banyak garam juga dapat memengaruhi kualitas tidur. Konsumsi makanan tinggi natrium di malam hari dapat menyebabkan gangguan tidur, karena terjadi peningkatan tekanan darah dan cairan. Akibatnya, seseorang akan menjadi gelisah ketika tidur, sering terbangun dan tidak merasa tubuh cukup istirahat ketika bangun di pagi hari.

Berbahaya bagi jantung

Mengonsumsi terlalu banyak garam juga dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Padahal, tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama serangan jantung, stroke dan gagal jantung. Terlalu banyak garam, dapat menyebabkan cairan menumpuk di sekitar jantung dan paru-paru, sehingga membuat jantung harus bekerja lebih keras.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali juga dapat merusak dinding arteri. Kondisi ini bisa menyebabkan penumpukan lemak, yang berpotensi memicu serangan jantung atau stroke. (kompas.com)

Exit mobile version