“Kita sama-sama bertanggung jawab terhadap penanggulangan paham radikal di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Mantan Napiter, Mukhtar selaku narasumber menuturkan, kelompok teroris dan radikal yang menggunakan istilah jihad fisabilillah sudah sangat jelas melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran islam, seperti bom bunuh diri dan lain sebagainya.
Disebutkan, salah satu cara mereka untuk merekrut pelaku teror adalah dengan menggunakan media online untuk tempat diskusi dan menyebarkan paham radikal.
“Pesan saya yaitu jauhi pengajian yang tertutup, lebih selektif dalam memilih teman. Jihad adalah wasilah, bukan tujuan. Hati-hati menerima informasi di medsos dan jangan membalas ketidakadilan dengan ketidakadilan,” ajaknya. (rdr)