SAWAHLUNTO, HARIANHALUAN.COM – Sebulan pasca peristiwa naas yang menelan lima korban jiwa, kini satu dari dua titik dermaga wisata Danau Tandikek areal Camping Ground Sawahlunto yang sebelumnya masih tersisa, kembali ambruk.
Untung saja, kawasan yang dibangun pada akhir 2019 dengan dana mencapai Rp1,8 miliar itu masih ditutup garis polisi, sehingga tidak ada korban jiwa, karena tidak ada wisatawan yang datang.
“Betul, memang ada kejadian. Untung saja kawasan itu masih kita tutup, sehingga tidak ada korban jiwa,” ujar Kapolres Sawahlunto, AKBP Junaidi Nur, Sabtu (26/6/2021).
Kontruksi dermaga wisata ambruk dan mencebur ke dalam Danau Tandikek yang berada di Desa Kolok Nan Tuo, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto.
Junaidi Nur belum bisa memastikan penyebab kembali ambruknya dermaga wisata tersebut. Sementara terkait kasus yang menelan lima korban jiwa, Junaidi Nur mengaku pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi ahli.
“Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap pengelola kawasan wisata serta saksi ahli,” ujarnya.
Pembangunan kawasan dermaga wisata Danau Tandikek masuk dalam program Pengembangan Kawasan Wisata Camping Ground, dengan Dana Alokasi Khusus Pariwisata tahun 2019.
Dari pagu dana Rp1,901 miliar yang dianggarkan, proyek tersebut dimenangkan CV Fiola Jaya Abadi dengan penawaran Rp1,881 miliar, dengan masa pengerjaan 15 Juli hingga 11 November 2019.
Tepat pada 26 Mei 2021 lalu, satu dari tiga titik dermaga yang dibangun ambruk, dan membuat delapan wisatawan tenggelam. Tiga diantaranya dapat terselamatkan, namun naas bagi lima lainnya, mereka harus meregang nyawa dalam danau.
Sebelum berselang, satu dari dua dermaga malah ambruk tanpa ada yang menaiki, kontruksinya tenggelam ke dalam danau.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Sawahlunto, Iwan Kurniawan mengatakan, hendaknya peristiwa kembali ambruknya dermaga wisata Danau Tandikek menjadi catatan dan pengalaman penting, sehingga setiap proses pembangunan dapat meningkatkan pengawasan.
Kini miliaran rupiah anggaran yang semestinya dapat memperkuat pengembangan pariwisata yang menjadi cita-cita kota yang kini berstatus warisan dunia UNESCO terbuang sia-sia. Malahan turut membawa korban jiwa. (*)