“Kita memiliki informasi peringatan cuaca ekstrem ya, akan ada badai, ada hujan deras yang bakal memicu banjir dan longsor (dalam waktu) satu hingga enam jam ke depan. Ini sangat sulit sekali kalau kita sampaikan kepada stakeholder, BPBD misalnya ya, waktu yang singkat ini tidak bisa mereka tangani untuk sampai kepada pihak-pihak yang akan terpapar,” jelasnya.
Untuk itu, Daryono menekankan adanya siaran radio yang lebih optimal dapat menjadi upaya mitigasi bencana di Indonesia, sehingga kerusakan dan kerugian jiwa dan materi dapat berkurang.
Salah satunya, kata dia, melalui siaran Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) yang siarannya mampu menjangkau hingga daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menurutnya, RRI memiliki jangkauan yang luas dalam memberikan informasi kebencanaan yang dapat diinformasikan melalui berita sela atau “breaking news” kapan saja.
“Jadi, bagaimana upaya untuk penyelamatan daerah yang berpotensi bencana itu bisa melibatkan RRI, karena lembaga-lembaga terkait dengan Safe and Rescue itu memiliki peran, karena mereka berhubungan dengan radio,” tutur Daryono. (rdr/ant)