Tinta tersebut juga telah tersertifikasi halal dan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 89,31 persen. Hal ini sejalan dengan komitmen Unand untuk mendukung keberlanjutan serta penggunaan produk lokal.
“Inovasi ini tidak hanya mendukung proses demokrasi tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi para petani gambir,” sebut dia.
Penggunaan gambir untuk pembuatan tinta pemilu turut mendongkrak harga gambir di pasaran dari Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp75 ribu hingga Rp90 ribu. Dampaknya, total pendapatan para petani gambir diperkirakan meningkat Rp725 miliar hingga Rp1 triliun per tahun.
Ia menambahkan, keberhasilan tersebut menandai pencapaian penting bagi perguruan tinggi tersebut dalam mendorong seluruh sivitas akademika untuk terus berinovasi dan menghasilkan riset yang berdampak bagi masyarakat.
“Universitas Andalas berkomitmen untuk terus mendukung proses demokrasi di Indonesia dengan menyediakan tinta pemilu berkualitas,” ujar dia. (rdr/ant)