Selama 10 Tahun, Infrastruktur dan Digitalisasi Wujudkan Indonesia-sentris

Presiden Joko Widodo telah melakukan berbagai inisiatif pembangunan yang bersifat "Indonesia-sentris", yakni merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil dan terluar.

Dialog FMB9 Kominfo dengan tajuk "Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur". (dok. istimewa)

Dialog FMB9 Kominfo dengan tajuk "Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur". (dok. istimewa)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Pembangunan infrastruktur dan digitalisasi di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam 10 tahun terakhir dan menjadi motor penggerak utama mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Presiden Joko Widodo telah melakukan berbagai inisiatif pembangunan yang bersifat “Indonesia-sentris”, yakni merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil dan terluar.

Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S. Atmawidjaja menyatakan infrastruktur merupakan fondasi esensial yang tidak hanya memacu pertumbuhan ekonomi tetapi juga menjadi prasyarat menuju Indonesia sebagai negara maju, khususnya Visi Indonesia Emas 2045.

“Kita membangun banyak, tapi sebetulnya belum cukup. Infrastruktur yang kita bangun adalah fondasi menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur’, Senin (2/9/2024).

Infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, bendungan, hingga sarana transportasi massal telah menunjukkan dampak nyata dalam meningkatkan efisiensi dan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia.

Seiring dengan pertumbuhan infrastruktur fisik, pemerintah juga mengakselerasi pembangunan digitalisasi untuk memperkuat daya saing dan kualitas pembangunan nasional.

“Pembangunan jalan tol sepanjang 2.700 km, misalnya, telah menghubungkan wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Infrastruktur jalan tol ini berimplikasi besar terhadap percepatan distribusi barang dan meningkatkan daya saing ekonomi,” paparnya.

Endra menekankan bahwa pembangunan ini bertujuan untuk menciptakan konektivitas yang lebih efisien, mengurangi waktu tempuh, dan meningkatkan aksesibilitas di berbagai wilayah.

Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun benar-benar memberikan dampak positif dan merata bagi seluruh masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Fadhilah Mathar mengatakan digitalisasi merupakan komponen krusial dalam pembangunan nasional.

Menurutnya infrastruktur digital, termasuk jaringan internet pita lebar, menjadi tulang punggung yang mendukung transformasi di berbagai sektor.

“Digitalisasi memungkinkan kita untuk lebih efisien dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, termasuk di daerah terpencil,” ujar Fadhilah.

Fadhilah juga menyampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berhasil meningkatkan penetrasi internet di Indonesia dari 34,9 persen pada 2014 menjadi 79,50% dari total populasi.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang terhubung ke internet, yang pada gilirannya membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital.

“Program digitalisasi yang kami lakukan tidak hanya berhenti pada pembangunan infrastruktur internet, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas dan aksesibilitas layanan digital di seluruh pelosok negeri,” paparnya.

Salah satu program andalan BAKTI adalah pengembangan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) melalui jaringan fiber optik dan satelit.

Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua daerah di Indonesia, termasuk yang terpencil sekalipun, dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi.

Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah sedikit. Ia menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menciptakan permintaan (demand) di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau oleh teknologi digital.

Oleh karena itu, pihaknya juga berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui program-program pelatihan digital.

“Kami menyadari bahwa digitalisasi hanya akan berhasil jika masyarakat memiliki keterampilan yang memadai untuk memanfaatkannya.”

“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan untuk menciptakan talenta digital yang siap bersaing di era ekonomi digital,” jelasnya.

Infrastruktur dan digitalisasi bukan hanya tentang pembangunan fisik atau teknologi semata, tetapi juga tentang membangun masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan besar menjadi negara maju dan berdaya saing tinggi pada 2045. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version