“Kesimpulannya, A.30 memperlihatkan sebuah garis sel tidak mengawasi varian virus lain dan secara efisien mampu menghindari netralisasi oleh antibodi yang dipicu oleh vaksin ChAdOx1 nCoV-19 (AstraZeneca) atau BNT 162b2 (Pfizer).”
Varian ini juga terbukti mampu melawan obat monoklonal Bamlanivimab, yang dipakai untuk mengobati pasien COVID-19 namun lemah jika melwan campuran Bamlanivimab dan Etesevimab. Varian A.30 sejauh in belum menjadi varian yang dikhawatirkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena kemampuan penyebarannnya yang rendah. (merdeka.com)
Laman 2 dari 2 Laman