JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Markas Besar TNI dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI serta lembaga terkait lainnya menjadwalkan rapat untuk membahas situasi terkini di Lebanon dan rencana evakuasi WNI pada hari Kamis (26/9).
Oleh karena itu, TNI belum dapat memberikan informasi mengenai persiapan alutsista dan pasukan untuk mendukung rencana evakuasi WNI itu karena masih menunggu hasil rapat.
“Kemenlu RI telah membuat surat undangan ke Mabes TNI dalam rangka perkembangan situasi di UNIFIL (Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon) pada tanggal 26 September 2024. Kita tunggu hasil dari pertemuan dengan Kemenlu RI tentang koordinasi langkah ke depan yang akan dilakukan,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Militer Israel (IDF) menyerang wilayah Lebanon sejak awal minggu ini dengan dalih mengincar kelompok Hizbullah. Akibat dari serangan itu, otoritas di Lebanon menyebut hampir 570 orang tewas, lebih dari 1.800 warga sipil luka-luka, dan puluhan ribu warga mengungsi.
Ketegangan antara Israel dan Lebanon terjadi sejak srael menggempur Palestina selepas peristiwa 7 Oktober 2023. Ketegangan itu pun meluas sampai perbatasan Israel-Lebanon, termasuk Blue Line (garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon).
Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha di Jakarta, Selasa (24/9), mengatakan bahwa KBRI Beirut telah menetapkan status Siaga 1 untuk WNI di seluruh wilayah Lebanon. Kemenlu RI juga telah mengeluarkan anjuran (travel advisory) yang meminta warga negara Indonesia (WNI) menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel.