JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mendorong pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (AI) untuk memperkuat keamanan siber di tingkat regional.
“Perkembangan AI menawarkan peluang besar dalam mendeteksi ancaman siber dengan cepat dan akurat. Pemerintah di berbagai negara, termasuk negara-negara ASEAN, telah memanfaatkan AI untuk meningkatkan keamanan siber,” ujar dia dalam rilis pers yang diterima, Kamis.
Hal itu dikatakannya dalam ASEAN Cyber Resilience Forum: AI & Cognitive Warfare in Emerging Cyber Threats di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/9).
Ancaman siber global saat ini makin meningkat. Pada 2023, sebanyak 340 juta orang terdampak dari 2.365 insiden siber. Jenis insiden dan serangan siber itu meliputi phishing, malware, dan Distributed Denial of Service (DDoS) yang mengancam ekosistem digital global.
Budi Arie menilai, teknologi AI memiliki kemampuan beragam, seperti ketepatan akurasi dalam mendeteksi ancaman, analisis data berkuantitas besar dengan cepat, serta identifikasi dan penandaan tindakan siber yang mencurigakan.
Menurut dia, beberapa negara telah menerapkan teknologi AI dalam mendukung keamanan siber, diantaranya Malaysia, Singapura, dan Thailand.
“Di Malaysia, MyCERT mengintegrasikan AI untuk mendeteksi dan merespons insiden, sementara di Singapura, GovTech memanfaatkan AI dalam pusat operasi keamanan siber. Pemerintah Thailand melakukan integrasi AI pada sistem keamanan lokal untuk meningkatkan konektivitas,” tuturnya.
Menkominfo mendorong ekosistem AI di Indonesia untuk memperkuat keamanan siber demi mewujudkan ruang digital yang aman dan produktif.