Hal itu ditujukan untuk mengimbangi masih rendahnya kesadaran terhadap keamanan siber di tengah masyarakat, terutama di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan.
“Digital gap antara pusat, daerah, dan juga di daerah-daerah sekitar di Indonesia yang masih perlu ada peningkatan,” ucap dia.
Di sisi lain, Menteri Budi Arie juga mendorong semua pemangku kepentingan melakukan literasi digital kepada masyarakat untuk mewujudkan masyarakat digital yang merupakan salah satu pilar digitalisasi.
“Karena digital society memerlukan literasi terus-menerus dari semua unsur masyarakat,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Menkominfo memberikan apresiasi kepada Indonesian Cyber Security Forum dan Kedutaan Besar Amerika Serikat atas penyelenggaraan acara tersebut.
Dia berharap kolaborasi ini dapat memperkuat ekosistem keamanan siber di Indonesia, demi menciptakan ruang digital yang aman, inklusif, dan berkelanjutan.
“Demi mewujudkan ruang digital yang aman dan produktif karena Visi Indonesia Digital 2045 menitikberatkan pada tiga hal, yaitu inklusif, aman, dan berkelanjutan,” ucapnya.
Dalam acara itu hadir Chargé d’Affaires ad Interim United States Mission to ASEAN Kate Rebholz, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara Slamet Aji Pamungkas, dan Chairman serta Co-Founder Indonesian Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja. (rdr/ant)