“Insha Allah Bapak Presiden akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional untuk Usmar Ismail pada 10 November 2021. Momentum ini kita jadikan sebagai bentuk syukuran atas penganugerahan Pahlawan Nasional terhadap salah satu putra terbaik dari Ranah Minang ini,” ujarnya.
Usmar lahir di Bukittinggi pada 20 Maret 1921. Usmar telah mencatatkan kiprah besarnya untuk bangsa ini. Film pertama yang disutradarainya “Darah dan Doa” diproduksi pada 1950 merupakan film nasional pertama. Hari pengambilan gambar pertama film ini pada 30 Maret 1950, dijadikan para insan film sebagai Hari Film Nasional. Usmar diangkat jadi Bapak Perfilman Nasional.
Selama karirnya, Usmar telah memproduksi 33 film. Beberapa karya filmnya mendapatkan penghargaan. Salah satunya, film Pedjoang (1960) yang meraih penghargaan Festival Film International Moscow pada 1961.
Tak hanya berkiprah di perfilman, Usmar yang usianya tak sampai 50 tahun, juga dikenal sebagai seorang sastrawan, tokoh teater, wartawan, pejuang kemerdekaan berpangkat mayor dan pernah juga duduk di lembaga legislatif. “Para pengunjung nanti bisa melihat lini masa Usmar beserta karya-karyanya melalui pameran ini,” ujarnya.
Andri mengatakan, pameran ini juga di isi dengan orasi budaya Arief Malinmudo, lomba video baca puisi yang memperebutkan piala Wali Kota Padang, dan lomba vlog on the spot di lokasi pameran 100 Tahun Usmar Ismail.
Selain itu, akan ada diskusi series dengan sineas, sejarawan dan sastrawan. Di antaranya dengan sutradara, produser film dan penulis skenario Riri Riza, sejarawan dan penulis Hasril Chaniago, serta sastrawan S Metron Masdison. (rdr/rel)