Kopi Decaf semakin Populer karena Dianggap lebih Menyehatkan, Benarkah?

"Kopi mentah, atau cherry kopi, akan direndam atau disemprotkan cairan untuk menghilangkan kandungan kafein dari buahnya"

Ilustrasi menyajikan kopi. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Banyak orang mulai sadar pentingnya hidup sehat. Kopi decaf menjadi populer karena dianggap lebih sehat. Benarkah? Begini penjelasan ahli.

Kopi menjadi salah satu minuman yang paling populer dan punya banyak penggemar. Menurut laporan International Coffee Organization (ICO), pada tahun 2018-2019, jumlah konsumsi kopi di Indonesia mencapai 288 ribu kilogram. Jumlah ratusan ribu kilogram tersebut hanya konsumsi kopi di Indonesia saja, belum termasuk banyak negara-negara lainnya di dunia. Popularitas kopi memang begitu tinggi terutama pada kalangan orang dewasa.

Tetapi dilaporkan juga tingkat kesadaran masyarakat akan kehidupan yang lebih sehat juga meningkat. Dampaknya kini mulai terkenal kopi decaf atau kopi yang dianggap tak memiliki kadar kafein.

Menurut ABC Everyday (8/11) untuk menghasilkan biji kopi decaf, kopi akan melalui proses pencucian dengan bahan kimia untuk mengeluarkan kandungan kafeinnya. Bukan suatu proses yang mudah, mengeluarkan kafein dari biji kopi perlu dilakukan secara berulang dengan proses panjang yang sebenarnya cukup melelahkan.

“Kopi mentah, atau cherry kopi, akan direndam atau disemprotkan cairan untuk menghilangkan kandungan kafein dari buahnya,” kata Peter Wolff selaku pemilik bisnis spesialis pemanggangan kopi di Brisbane, Australia.

Walaupun telah dikeluarkan kandungan kafeinnya tetapi rasa dari kopi decaf diakui tak memiliki banyak perbedaan. Hanya saja kopi decaf akan terasa sedikit lebih ringan, lembut dan rasa asli dari jenis biji kopinya sendiri diakui lebih terasa kuat di lidah.

Faktanya, kafein pada kopi decaf tidak sepenuhnya hilang. Kandungan kafein pada secangkir kopi decaf berukuran 250 mililiter masih ada sekitar dua hingga enam gram. Menurut para ahli kopi, bisa dikatakan bahwa kopi decaf tidak 100% tanpa kafein tetapi masih mengandung 4% kafein dari kopi pada umumnya.

Konsumsi kopi decaf yang dianggap aman untuk kesehatan sekalipun masih dibatasi oleh para peneliti. Per harinya konsumsi decaf dikatakan aman pada takaran 400 miligram per hari, sedangkan untuk ibu hamil diperbolehkan pada takaran 200 miligram per hari.

Penelitian yang mengupas tentang manfaat kopi untuk kesehatan menemukan bahwa kopi punya manfaat baik terhadap jantung. Kopi juga dinilai mampu mengurangi risiko kanker dan bahkan kemungkinan untuk memberikan harapan hidup yang lebih tinggi atau panjang umur.

Manfaat kesehatan yang bisa diberikan oleh secangkir kopi ini ternyata ditemukan bergantung pada jenis biji kopi yang digunakan. Para ahli mengatakan komponen kafein tidak menjadi faktor terbesar yang memberikan kesehatan untuk tubuh tetapi didominasi oleh jenis biji kopi itu sendiri.

Walaupun diolah menjadi kopi decaf, jika biji kopi memang memiliki komponen yang baik maka manfaat kesehatannya akan tetap bisa dinikmati. Proses pengurangan kadar kafein dikatakan tidak memengaruhi manfaat dari komponen-komponen di dalam biji kopi itu sendiri. (detik.com)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version