Di sisi lain, sejumlah pejabat Uganda menuding bom bunuh diri itu dilancarkan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok pemberontak yang berjanji setia kepada ISIS pada 2019.
ADF awalnya dibentuk di Uganda. Tetapi sekarang, kelompok tersebut berbasis di Republik Demokratik Kongo. ADF semakin sering melakukan serangan atas nama ISIS. Dalam beberapa waktu terakhir, beberapa ledakan bom terjadi di Uganda. Bulan lalu, seorang pelayan berusia 20 tahun tewas setelah sebuah perangkat di tas belanja diledakkan di sebuah bar di Kampala.
Beberapa hari kemudian, beberapa orang terluka ketika seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di sebuah bus dekat Kampala. ISIS mengrklaim kedua serangan itu dan polisi mengatakan ada hubungan dekat dengan ADF. (kompas.com)