JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Pesinetron Risdo Matondang, menceritakan perjalanan spiritualnya ketika menjadi seorang Muslim. Dia sebelumnya penganut agama Protestan dan memutuskan masuk Islam pada tahun 1998, saat usianya menginjak 28 tahun. Ketertarikannya dengan Islam, berawal dari seorang teman yang memberinya buku tentang dialog antara orang Katolik dan seorang kiai di Madura.
“Dia ingin mendebat si kiai itu bahwa Yesus itu adalah Tuhan. Kiai-nya cuma bilang begini ‘kamu modalnya apa? Saya Alkitab. Alkitab sudah saya hapal di luar kepala kata pak kiai. Mulailah mereka berdebat, sampai 30 hari, akhirnya orang Katolik itu minta di-Islamkan. Dia sampai nangis tersungkur minta di-Islamkan,” kata Risdo dalam video yang diunggah di YouTube Islam Trending TV, Kamis 25 November 2021.
“Nah, saya baca buku itu saya jadi seperti dibuka itu pikiran. Berarti selama ini yang saya yakini cuma manusia toh, bukan Tuhan. Bahwa Yesus itu cuma manusia. Itulah cerita ringkasnya kenapa saya jadi Muslim sekarang,” tutur dia.
Namun, ketika usianya 17 tahun, Risdo ternyata sudah mengalami kejadian unik yang dia anggap sebagai petunjuk dari Allah SWT. Dalam KTP, tertulis bahwa agamanya adalah Islam. Padahal, saat itu dia belum menjadi mualaf. Ketika Risdo datang ke RT untuk minta diperbaiki, anehnya agama Risdo kembali tertulis Islam.
Mundur lagi ke belakang, rupanya awal ketertarikan pria asal Medan itu sudah dimulai sejak kecil, ketika pertama kali dia mendengar Azan. “Jadi, di rumah saudara di Medan yang punya kipas angin. Kan kalau kita bicara di depan kipas angin ada getarannya, saya suka begitu (Azan di depan kipas angin),” kenang dia.
Ketika sudah memeluk Islam, Risdo mengatakan baru merasa mempunyai agama. Dia mengaku nyaman dan lebih tenang menjalani agama barunya itu. Namun, ujian pertama datang ketika sang ibu menentang keputusannya untuk menjadi mualaf, karena menganggap Risdo masuk Islam karena wanita.
“Ibu menuduhnya karena dia. Saya bilang, oh bukan bu, ini dari hati saya. Kalaupun saya putus sama dia, saya tetap memilih Islam. Sementara dulu, ibu berharap sekali ‘lo harus masukin pacar lo Kristen ya’. Natalan saya ajak, Tahun Baru diajak. Tapi, setiap ngajak itu kaya ada merasa bersalah. Sekarang malah terbalik, malah saya yang jadi Islam,” ujarnya.
Sang ibu menangis dan merasa sangat sedih setelah mengetahui keputusan anaknya itu. lbu Risdo berusaha menasihati anaknya agar kembali ke agamanya terdahulu, tapi gagal. “Sampai akhirnya ibu menyerah dan mengatakan ‘5 anak saya,’ saya anak nomor 2. ‘Anak kedua saya sudah saya anggap mati. Kamu, sudah saya anggap mati, keluar kamu dari rumah,” kata dia.
Mendengar perkataan sang ibu, Risdo Matondang malah merasa bersyukur karena hanya diusir dan dianggap sudah meninggal. Menurut dia, kondisinya jauh lebih baik jika dibandingkan mualaf-mualaf lain di luar sana. “Karena banyak saudara-saudara kita yang di luar sana ada yang sampai disiksa sama keluarganya, dikurung, dipukul supaya kembali ke agama yang lama. Tapi saya hanya mendapatkan, ‘kamu sudah saya anggap mati, keluar,” ujarnya.
“Dan Alhamdulillah, sekarang ini ibu saya itu paling betah tinggal sama saya. Ibu saya paling nyaman dan paling bisa berlama-lama tinggal sama saya dibanding saudara-saudara yang lain. Ya, mungkin ini karunia buat saya,” tutur Risdo Matondang. (viva.co.id)