JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Inggris, Jerman, dan Italia mendeteksi kasus varian baru virus corona atau Varian Omicron pada Sabtu (27/11/2021). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pun mengumumkan langkah-langkah baru untuk menahan virus tersebut. Sementara lebih banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan dari Afrika selatan.
Penemuan Varian Omicron tersebut telah memicu kekhawatiran global. Gelombang larangan atau pembatasan perjalanan dan aksi jual di pasar keuangan terjadi sejak Jumat (26/11/2021). Para investor khawatir bahwa Omicron dapat menghentikan pemulihan global dari pandemi hampir dua tahun.
Dua kasus terkait Omicron yang terdeteksi di Inggris terkait dengan perjalanan ke Afrika selatan, menurut Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid melansir Reuters.
Johnson menetapkan langkah-langkah yang mencakup aturan pengujian yang lebih ketat, untuk orang-orang yang tiba di negara itu. Tetapi pengetatan terbaru itu tidak membatasi aktivitas sosial selain mewajibkan pemakaian masker di beberapa pengaturan. “Kami akan meminta siapa pun yang memasuki Inggris untuk melakukan tes PCR pada akhir hari kedua setelah kedatangan mereka dan mengisolasi diri sampai mereka mendapatkan hasil negatif,” kata Johnson dalam konferensi pers.
Orang-orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang dites positif untuk kasus dugaan Omicron harus mengasingkan diri selama 10 hari. Pemerintah Inggris juga akan memperketat aturan mengenakan masker, kata Johnson, menambahkan langkah-langkah itu akan ditinjau dalam tiga minggu.
Masuk sebelum pembatasan
Kementerian kesehatan di negara bagian Bavaria Jerman juga mengumumkan dua kasus varian yang dikonfirmasi. Kedua orang itu memasuki Jerman di bandara Munich pada 24 November, sebelum Jerman menetapkan Afrika Selatan sebagai daerah varian virus, dan sekarang menjalani isolasi, kata kementerian itu, tanpa menyatakan secara eksplisit bahwa orang-orang itu telah melakukan perjalanan dari Afrika Selatan.
Di Italia, Institut Kesehatan Nasional mengatakan kasus varian baru telah terdeteksi di Milan pada seseorang yang berasal dari Mozambik. Otoritas kesehatan Ceko juga mengatakan mereka sedang memeriksa kasus dugaan varian pada seseorang yang menghabiskan waktu di Namibia.
Varian Omicron, yang dijuluki “variant of concern” oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berpotensi lebih menular daripada varian penyakit sebelumnya. Namun, para ahli belum tahu apakah itu akan menyebabkan Covid-19 yang lebih atau kurang parah dibandingkan dengan jenis lain.
Kepala Petugas Medis Inggris, Chris Witty, mengatakan pada konferensi pers yang sama dengan Johnson bahwa masih banyak ketidakpastian di sekitar Varian Omicron. Tetapi “ada kemungkinan yang masuk akal bahwa setidaknya akan ada beberapa tingkat vaksin yang lolos dengan varian ini”. Varian Omicron ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan sejak itu juga terdeteksi di Belgia, Botswana, Israel, dan Hong Kong.
Pengetatan jalur masuk
Israel mengatakan akan melarang masuknya semua orang asing ke negara itu, dan memperkenalkan kembali teknologi pelacakan telepon kontra-terorisme untuk menahan penyebaran varian tersebut.
Meskipun ahli epidemiologi mengatakan pembatasan perjalanan mungkin sudah terlambat untuk menghentikan Varian Omicron beredar secara global, banyak negara di seluruh dunia. Itu termasuk Amerika Serikat, Brasil, Kanada, dan negara-negara Uni Eropa, yang mengumumkan larangan atau pembatasan perjalanan di Afrika selatan pada Jumat (26/11/2021).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Departemen Luar Negeri AS pada Sabtu menambahkan pembatasan perjalanan yang diumumkan sebelumnya oleh Washington, menyarankan agar tidak bepergian ke delapan negara Afrika selatan.
Juga pada Sabtu (27/11/2021), Australia mengatakan akan melarang non-warga negara yang telah berada di sembilan negara Afrika selatan untuk masuk. Tatap ada karantina 14 hari yang diawasi untuk warga negara Australia yang kembali dari sana. Jepang dan Inggris mengatakan mereka memperluas pembatasan perjalanan ke lebih banyak negara Afrika. Sementara Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, Oman, Kuwait, dan Hongaria mengumumkan pembatasan perjalanan baru.
Afrika Selatan khawatir pembatasan itu akan merugikan pariwisata dan sektor ekonomi lainnya, kata kementerian luar negeri Sabtu (27/11/2021). Pemerintah Afrika Selatan juga menyatakan sedang menjalin hubungan dengan negara-negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan, untuk membujuk mereka mempertimbangkan kembali.
Ketimpangan vaksin
Varian baru ini juga menyoroti perbedaan dalam seberapa jauh populasi dunia divaksinasi. Bahkan ketika banyak negara maju memberikan booster dosis ketiga, kurang dari 7 persen orang di negara berpenghasilan rendah menerima suntikan Covid-19 pertama mereka, menurut kelompok medis dan hak asasi manusia.
Seth Berkley, CEO Aliansi Vaksin GAVI yang bersama WHO memimpin inisiatif Covax untuk mendorong distribusi vaksin yang adil, mengatakan vaksin penting untuk menangkal munculnya lebih banyak varian virus corona.
“Meskipun kita masih perlu tahu lebih banyak tentang Varian Omicron, kita tahu bahwa selama sebagian besar populasi dunia tidak divaksinasi, varian akan terus muncul, dan pandemi akan terus berlanjut,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada Reuters. “Kita hanya akan mencegah munculnya varian jika kita mampu melindungi semua populasi dunia, bukan hanya bagian yang kaya.” (kompas.com)