JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan pebalap nasional Sean Gelael mengalami kecelakaan saat tampil di ajang Sprint Rally Meikarta 2022, pada Sabtu (27/11/2021). Mobil reli yang dikendarai Sean dan Bamsoet terpelanting dan terguling beberapa kali. Apa sebabnya?
Jika melihat video pendek yang diunggah di Instagram @bambang.soesatyo, mobil reli yang dikendarai Sean dan Bamsoet pada awalnya melaju di jalanan beraspal. Kemudian mobil bermerek CitroenC3 R5 melewati medan tanah atau offroad, dengan kecepatan cukup tinggi.
Nahas, mobil itu menerjang medan bumpy (bergelombang). Alhasil, mobil terpelanting dengan bagian bodi belakang mengangkat terlebih dulu. Mobil terguling beberapa kali dan jadi ringsek. Beruntungnya, Bamsoet dan Sean selamat dari insiden tersebut. Sistem safety yang ada di CitroenC3 R5 cukup ampuh meredam impact kecelakaan super ekstrem tersebut.
Lantas apa ya yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi?
Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menjelaskan penyebab non-teknis kecelakaan mobil reli yang dikendarai Bamsoet dan Sean itu. Menurut Sony, kecelakaan terjadi karena driver dan co-driver tidak mengenali trek sirkuit.
“Itu kan event sprint rally atau reli pendek ya. Ketika reli pendek itu biasanya pebalap tandem sama co-driver. Nah, co-driver ini beberapa hari sebelumnya melakukan survei atau shake down, melihat arahnya ke mana, mengenali kondisi lingkungan: di mana ada bumpy, ada tikungan, kemudian jalan jelek dan sebagainya, itu tugasnya co-driver untuk mengumpulkan data-data yang nantinya dia informasikan kepada si pengemudi ketika event berjalan. Ketika itu tidak dilakukan, si pengemudi nggak punya data.
Saya nggak yakin pak Bamsoet melakukan shake down (survei) karena itu akan capek sekali. Tanpa itu berarti kita bergerak dengan kecepatan yang tinggi, dengan data minim, sehingga itu jadi kelemahan, dan rata-rata berujung kecelakaan,” terang Sony melalui sambungan telepon, Minggu (28/11/2021).
Menurut Sony, jika pengemudi mobil tidak mengetahui medan reli yang akan dijelajahi, maka dia masih akan meraba-raba. “Dengan kecepatan tinggi, dengan banyaknya tikungan, dan jalan jelek, dia (Sean) harus melakukan antisipasi-reaksi yang tiba-tiba. Artinya dia nggak punya data di sini, dia nggak tahu musti ke mana, tikungannya berapa derajat, dan ada bumpy berapa meter, dia nggak punya data itu. Dan Sean pun nggak mungkin melakukan survei itu,” sambung Sony.
Sony sendiri tidak tahu pasti berapa kecepatan mobil reli itu saat melaju di area bumpy, tapi jika melihat performa mesin mobil ini yang memiliki 285 dk serta 420 Nm, percepatannya dipastikan sangat tinggi. “Jadi bukan soal kecepatannya. Tapi percepatannya. Baru keluar dari tikungan, semua orang pasti ngegas ketika melihat jalan lurus. Tapi semua orang gak bisa lihat kalau di situ ada jalanan bumpy. Yang tahu, harusnya co-driver,” jelas Sony. (detik.com)