JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Indonesia yang dikenal sebagai negara rawan gempa semakin gencar memperkuat sistem peringatan dini, yang dalam webinar yang diselenggarakan Indonesia Re dengan tajuk “Potensi Gempa Megathrust: Identifikasi Bahaya, Potensi Kerugian, dan Langkah Mitigasi”.
Dalam diskusi terungkap bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengembangkan sistem canggih untuk memantau aktivitas seismik dan memberikan peringatan dini gempa.
Sistem end-to-end yang dibangun oleh BMKG ini mampu mengolah data seismograf secara real-time dan mengubahnya menjadi informasi yang mudah dipahami. Informasi ini kemudian disebarluaskan kepada pemerintah dan masyarakat sehingga tindakan mitigasi dapat dilakukan dengan cepat.
“BMKG telah membangun sistem end-to-end yang memonitor dan mendeteksi gempa. Sistem ini mengolah data seismograf menjadi informasi yang kemudian disampaikan kepada pemerintah, sehingga tindakan atau kebijakan yang tepat dapat segera diambil untuk melindungi masyarakat,” ujar Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Septa Anggraini dalam siaran pers di Jakarta pada Jumat.
Keberadaan teknologi canggih ini sangat krusial mengingat potensi gempa megathrust di Indonesia. Gempa megathrust adalah gempa bumi besar yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik di zona subduksi. Indonesia memiliki banyak zona subduksi yang membentang dari Sumatera hingga Papua.
Dengan sistem pemantauan gempa yang semakin canggih, kata dia, diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Peringatan dini yang akurat akan memberikan waktu bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi dan menyelamatkan diri.
Webinar yang diselenggarakan Indonesia Re juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam upaya mitigasi risiko gempa bumi.
Selain BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga berperan aktif dalam pemetaan risiko dan pengembangan strategi mitigasi. Sementara itu, Indonesia Re sebagai perusahaan reasuransi turut berkontribusi dalam mengelola risiko finansial akibat bencana alam.
“Kolaborasi yang kuat antara akademisi dan praktisi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi potensi risiko bencana megathrust,” ujar Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Beatrix Santi Anugerah.
Pengembangan teknologi pemantauan gempa oleh BMKG merupakan langkah maju dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. Dengan adanya sistem peringatan dini yang canggih, kata dia, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa bumi. Kolaborasi antara berbagai pihak juga menjadi kunci dalam mengurangi dampak negatif dari bencana alam ini. (rdr/ant)