Tak hanya Umam, peneliti CSIS Indonesia Arya Fernandes juga menduga ada beberapa kriteria menteri yang bakal terkena reshuffle. Dia menyebut ada bobot politik hingga kinerja yang bisa mempengaruhi menteri terkena reshuffle.
“Bobot reshuffle sekarang itu antara bobot politik dan kinerja, kalau dari sisi bobot politik paling berisiko tentu menteri-menteri yang nggak punya click (kecocokan) ke parpol, memang ada profesional lain punya click-click ke partai, di lingkaran ring 1 presiden aman lah, misalnya Pak Luhut, Erick, Basuki, Pratikno amanlah, yang berisiko di luar ring 1 tapi nggak punya click ke partai atau kedekatan ke partai,” jelasnya.
“Kedua menteri yang bobot kinerjanya rendah. Itu yang terjadi mungkin kena reshuffle,” lanjut dia.
Kabar Reshuffle Kabinet 8 Desember
PAN digadang-gadang bakal mendapat kursi di Kabinet Indonesia Maju. Waketum PAN Yandri Susanto mengaku mendengar kabar bahwa reshuffle kabinet bakal dilakukan Rabu Pon, 8 Desember 2021. “Saya dengar juga isunya begitu (Rabu Pon 8 Desember), katanya sih,” kata Yandri kepada wartawan, di gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (30/11).
Yandri menyebut PAN sudah menyiapkan kader jika memang diajak masuk Jokowi masuk ke kabinet. Dia menyebut sejumlah nama, seperti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sekjen PAN Eddy Soeparno, hingga Ketua DPP PAN Soetrisno Bachir. “Kita sudah siapkan kader. Sudah sering saya sampaikan. Banyak kader PAN yang siap untuk membantu pemerintahan Pak Jokowi dan PAN memang sudah,” ujarnya.
“Saya sudah sering sampaikan ke media, ya ada ketum kan, Bang Zul, ada Mas Tris Ketua MPP, ada Sekjen PAN (Eddy Soeparno), gitu, dan nama-nama lain,” imbuhnya. (detik.com)