JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Seorang pria di Selandia Baru, melakukan vaksinasi COVID-19 hingga 10 kali dalam sehari. Dia mendatangi pusat-pusat imunisasi dengan menggunakan tanda pengenal yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penyelidikan, diketahui motif pria tersebut adalah untuk mendapatkan bayaran.
Manajer kelompok program vaksin dan imunisasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Selandia Baru, Astrid Koornneef, mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan. “Kami menangani masalah ini dengan sangat serius. Kami sangat prihatin dengan situasi ini dan telah bekerja sama dengan instansi terkait,” kata dia, dikutip dari laman Stuff, Senin 13 Desember 2021.
“Jika Anda mengetahui seseorang yang suntik vaksin lebih dari dosis yang direkomendasikan, mereka harus mencari saran klinis sesegera mungkin,” lanjut dia. Namun, Kementerian Kesehatan setempat tidak mengonfirmasi di mana insiden itu terjadi dan siapa pelakunya. Direktur Medis Pusat Penasihat Imunisasi sekaligus Profesor di Universitas Auckland, Nikki Turner, mengatakan, hingga saat ini belum ada data mengenai tingkat keamanan jika menerima dosis vaksin sebanyak itu dalam sehari.
“Vaksin Comirnaty (nama lain Pfizer) yang kami gunakan, dirancang berdasarkan data klinis awal yang menunjukkan jumlah yang tepat untuk memberikan respons imun yang baik dan memberikan profil keamanan yang baik. Dan kami tahu bahwa vaksin dosis tinggi akan menciptakan lebih banyak efek samping,” papar Turner.
“Jadi jelas ini tidak direkomendasikan. Kami memang tidak memiliki bukti tentang efek samping apa yang akan didapatkan seseorang dengan jumlah vaksin ini. Tapi ini bukan hal yang aman untuk dilakukan, ini bisa membahayakan orang itu,” tambah dia.
Kasus ini terjadi pada Oktober 2021. Kepolisian setempat pun mengungkapkan, sang pelaku menggunakan identitas orang lain untuk mendapatkan vaksin COVID-19. (viva.co.id)