JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di tiga wilayah di Lebanon selatan pada Kamis (2/1), menambah daftar pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 27 November 2024. Laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) mengungkapkan bahwa serangan udara Israel menyasar wilayah-wilayah strategis di Lebanon selatan, meningkatkan ketegangan di kawasan yang sudah bergolak.
Serangan pertama Israel terjadi di Barij, pinggiran utara Iqlim Al-Tuffah di Distrik Nabatieh. Serangan udara berikutnya menyasar wilayah antara Zhalta dan Jbaa di Distrik Nabatieh, sementara serangan ketiga menghantam Gunung Al-Rihan di Distrik Jezzine, yang semuanya terletak di Lebanon selatan.
Pernyataan dari militer Israel mengklaim bahwa serangan udara tersebut berhasil menghancurkan platform peluncur roket jarak menengah yang digunakan oleh Hizbullah di sebuah situs militer yang terletak di Lebanon selatan. Selain itu, Israel juga menyatakan bahwa situs militer lainnya di wilayah Nabatieh serta platform peluncur roket tambahan menjadi sasaran serangan.
Pelanggaran terbaru ini menambah jumlah total pelanggaran gencatan senjata oleh Israel yang kini mencapai 349 pelanggaran, menurut data yang dihimpun oleh Anadolu Agency berdasarkan laporan otoritas Lebanon. Gencatan senjata yang disepakati pada 27 November 2024 mengatur bahwa Israel harus menarik pasukannya secara bertahap ke selatan Garis Biru, yang menjadi perbatasan de facto antara Israel dan Lebanon. Selain itu, pasukan tentara Lebanon juga diharuskan untuk dikerahkan di wilayah selatan Lebanon dalam waktu 60 hari.
Namun, serangan udara dan pelanggaran lainnya menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut, meskipun ada kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan meredakan konflik.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sejak serangan Israel dimulai pada 8 Oktober 2023, telah dilaporkan lebih dari 4.063 warga Lebanon meninggal dunia, termasuk perempuan, anak-anak, dan petugas kesehatan. Selain itu, lebih dari 16.664 orang terluka akibat serangan udara dan pertempuran yang terus berlangsung di Lebanon selatan. Jumlah korban jiwa terus meningkat seiring dengan berlanjutnya ketegangan dan pelanggaran yang terjadi.
Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa konflik Israel-Lebanon belum menunjukkan tanda-tanda mereda, meskipun ada upaya untuk mencapai perdamaian melalui gencatan senjata. Kejadian ini menambah kerumitan situasi di kawasan yang telah lama dilanda ketegangan, dengan Israel dan Hizbullah terus berperang di wilayah tersebut.
Pelanggaran berulang terhadap kesepakatan gencatan senjata memperburuk situasi kemanusiaan dan mengancam stabilitas regional, mengingat keduanya memiliki pengaruh yang besar terhadap politik dan keamanan di Timur Tengah. (rdr/ant/anadolu)
Komentar