HUT ke-63 Tahun Nasionalisasi Semen Padang: Bangkit dan Berkembang di Tangan Anak Bangsa

Momentum yang merupakan tonggak sejarah penting itu kemudian ditetapkan sebagai HUT Pengambilalihan PT Semen Padang (nasionalisasi) dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.

PT Semen Padang

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pada hari ini (5/7/2021), bertepatan dengan 63 tahun pengambilalihan PT Semen Padang dari tangan Belanda.

Tepat 63 tahun lalu (5 Juli 1958), di Jakarta, terjadi peristiwa bersejarah, penyerahan NV Padang Portland Cement Maatschappij (PPCM), dari pemerintah Belanda yang diwakili Ir. Van der Land, selaku Hoofadministrateur kepada pemerintah Indonesia yang diwakili J. Sadiman, Direktur Badan Penyelenggara Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT).

Momentum yang merupakan tonggak sejarah penting itu kemudian ditetapkan sebagai HUT Pengambilalihan PT Semen Padang (nasionalisasi) dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.

Sejarawan Sumbar yang juga penulis buku 90 Tahun dan 110 Tahun PT Semen Padang, Khairul Jasmi menyebut selain PPCM yang kini bernama PT Semen Padang, pada 5 Juli 1958 juga diserahkan Belanda beberapa perusahaan lainnya, di antranya, NV. Papierfabriek Padalarang, NV. Nijmegen Papierfabriek, NV. Bandoengsche Kininefabriek, NV. Goodyear Tire & Rubber Company Ltd., NV De Industrie dan CV De Vulkaan.

Penyerahan itu menandai pengelolaan semua perusahaan Belanda di Indonesia diserahkan kepada putra-putri bangsa. Dengan dilakukannya nasionalisasi seluruh kepentingan ekonomi Belanda diambil alih dan ditempatkan langsung di bawah pengelolaan pemerintah RI, sebagai perusahaan negara, termasuk perusahaan di sektor industri seperti pabrik semen Indarung yang dikelola BAPPIT.

Hal ini merupakan awal sejarah Indonesia tampil memimpin dan mengelola sendiri industri. BAPPIT tidak hanya mengendalikan pabrik Semen Padang, tapi juga mengendalikan sebanyak 48 industri mesin dan listrik, 21 industri kimia, 21 industri grafika dan 89 industri lainnya.

Untuk Semen Indarung, sebagai Direktur dipegang J. Sadiman yang berkedudukan di Kantor BAPPIT di Jakarta. Sedangkan, untuk menangani hal-hal yang bersifat teknis diserahkan kepada Ir. Setyatmo sebagai Wakil Direktur.

Status pabrik peninggalan Belanda itu diubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Semen Padang, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 1961. Selanjutnya, pada tahun 1972, PN Semen Padang berubah menjadi PT Persero berdasarkan PP Nomor 07 Tahun 1971.

Khairul Jasmi mengungkapkan, sejak nasionalisasi pabrik kembali mengalami bangkit di tengah situasi politik yang tercabik-cabik karena Sumatera Barat saat itu sedang bergolak dengan adanya perjuangan PRRI.

Saat itu suku cadang pabrik dibuat sendiri karena beberapa suku cadang yang harus diimpor tidak bisa didatangkan. Manajemen dan seluruh insan perusahaan kala itu terus berjuang untuk memajukan perusahaan. Caranya, dengan memperbaiki pabrik yang sebenarnya sudah menjadi besi tua.

Pada tahun 1959, di bawah pimpinan Setyatmo Semen Padang berhasil membukukan produksi sebanyak 125 ribu ton per tahun. Sementara saat itu, pasar semen membutuhkan paling tidak 220 ribu ton semen setiap tahunnya.

Direktur Utama PT Semen Padang Yosviandri mengatakan, momentum HUT ke-63 Pengambilalihan Pabrik dari tangan Belanda tersebut dimaknai oleh seluruh insan perusahaan dengan senantiasa mengucapkan syukur kepada Allah SWT, diiringi dengan semangat ikhtiar melalui kerja keras dan terus berinovasi.

“Peristiwa pengambilalihan itu merupakan momen bersejarah bagi bangsa ini, karena dengan dikuasainya PT Semen Padang dan perusahaan lain, roda ekonomi diputar sendiri oleh bangsa ini. Dengan ‘kepala tegak’ bangsa Indonesia menunjukkan komitmennya bahwa kita mampu membangkitkan perusahaan ini, dan bahkan membuatnya semakin maju dan berkembang hingga saat ini,” kata orang nomor satu di PT Semen Padang itu.

PT Semen Padang yang kini berusia 111 tahun lebih, kata Yosviandri, akan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusinya bagi kejayaan bangsa dan negara. “Semua itu tentunya bisa dicapai dengan dukungan para pemangku kepentingan.

Karena itu, kami mohon dukungannya kepada masyarakat lingkungan, pemerintah, mitra kerja, dan pemangku kepentingan lainnya agar perusahaan ini terus maju dan berkembang sehingga bisa terus berkontribusi terhadap bangsa dan negara,” kata Yosviandri. (*)

Sejak diambil alih dari tangan Belanda pada 5 Juli 1958, PT Semen Padang mengalami kemajuan di tangan anak-anak bangsa dan terus berkontribusi terhadap negara. Foto Pabrik Indarung VI, pabrik yang mengadopsi teknologi termutakhir, dan operasional pabrik yang ramah lingkungan resmi beroperasi sejak tahun 2017.

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version