PARENTING, RADARSUMBAR.COM – Dukungan keluarga punya peranan penting dalam meningkatkan kapasitas seorang perempuan. Hal ini terutama dalam bidang pendidikan. Pasalnya, pendidikan adalah modal utama bagi laki-laki dan perempuan untuk berkontribusi dan bersaing di masyarakat.
Keluarga yang mendukung perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya turut pula mendukung kehidupan generasi selanjutnya. Perempuan yang berpendidikan dapat mengangkat derajat serta harkat keluarganya. Hal ini disebabkan perempuan yang didukung untuk maju oleh keluarga dapat dengan bebas meraih prestasi dan mimpinya.
Mendukung perempuan dalam keluarga juga bisa dilakukan dengan menyamaratakan kesempatan yang diberikan. Tugas rumah tangga dapat didistribusikan dengan adil antara laki-laki dan perempuan sehingga mereka punya waktu yang sama untuk mempelajari atau melakukan hal lain. Secara tidak disadari, melakukan pekerjaan rumah juga menghabiskan energi.
Lingkup keluarga dapat mendukung perempuan dari menerapkan pemikiran yang terbuka. Hilangkan pemikiran misoginis dan stereotip dalam memandang perempuan. Ketahuilah bahwa mendukung perempuan bukan tentang menjatuhkan kaum lainnya, tetapi bersama-sama memberdayakan masyarakat yang lebih baik.
Keluarga juga sebaiknya mencoba memahami dan melihat dari sudut pandang perempuan dan perkembangan zaman yang dihadapinya. Hindari berpikir dari satu perspektif saja dan merespons dengan pemikiran sendiri. Ambil jalan dukungan lewat menambah pengetahuan dan wawasan keluarga tentang berbagai tantangan yang dihadapi perempuan. Terutama untuk orang tua yang sedang membesarkan anak-anak perempuan.
Sekarang, informasi dapat diakses dalam berbagai bentuk dan memudahkan diri untuk membacanya. Hargai juga potensi yang dimiliki oleh perempuan. Lalu, dukung mereka untuk mengasah potensi tersebut dengan mencoba berbagai peluang yang ada. Tonjolkan potensi dan kelebihan perempuan ke pihak pengambil keputusan.
Selain itu, keluarga juga bisa merayakan keberhasilan perempuan. Sekadar memberikan selamat dan ikut merayakan keberhasilan perempuan dapat menjadi pemicu perempuan untuk lebih maju lagi. Pentingnya dukungan untuk perempuan juga disampaikan oleh beberapa tokoh Tanah Air.
Seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga yang pernah menyatakan perempuan dan laki-laki harus memiliki kesempatan yang sama untuk turut berperan dalam pembangunan bangsa.
“Perempuan dikategorikan sebagai kelompok rentan, bukan karena dirinya lemah, melainkan lebih karena budaya patriarki yang menempatkan peran utama perempuan di ranah domestik sehingga tidak mampu mengambil peran aktif di ranah publik,” kata Bintang dalam acara puncak Peringatan Hari Ibu 2020 lalu.
Bagaimana pun Undang-Undang Dasar 1945 menjamin komitmen untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat dengan setara dan tanpa kecuali. Ini berarti perempuan punya hak-hak yang sama untuk menjalankan kehidupan terbaiknya.
Menurut Bintang, sinergi dan dukungan semua pihak, termasuk keluarga, merupakan kunci mewujudkan perempuan-perempuan berdaya. Tidak hanya kerja sama antar sektor, tetapi kemitraan yang kuat dan setara antara perempuan dan laki-laki juga perlu dibangun.
Selain Bintang, Ketua DPR Puan Maharani juga selalu menekankan pentingnya pendidikan untuk kaum perempuan. Menurut Puan, pendidikan memegang andil utama dalam memberdayakan perempuan. Menerapkan hal ini, tentunya harus ada dukungan keluarga dan masyarakat agar perempuan terus berkembang.
“Dengan pendidikan, maka terdapat kesadaran akan hak dan kewajiban perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya dan untuk mencapai cita-citanya,” kata Puan pada pertemuan virtual Anggota Parlemen Perempuan Indonesia-Afghanistan bertajuk “Empowering Women and Supporting Peace Process”, Kamis (24/6/2021).
Memberikan kesempatan pendidikan pada perempuan, menurut Puan, juga berperan dalam menyebarkan nilai damai dan toleransi di masyarakat. Pasalnya, perempuan di masa dewasanya memegang peranan penting dalam pendidikan keluarga di rumah untuk mengajarkan nilai damai dan toleransi sejak anak-anak. (*)
Komentar