Harga Telur Ayam Melambung Tinggi, Begini Penjelasan Kemendag

Ilustrasi telur ayam. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Harga telur ayam ras sejak pekan lalu mulai melambung tinggi hingga di atas dari Rp30 ribu per kilogram (kg). Kenaikan harga telur ayam tercatat lebih 25 persen dari harga acuan pemerintah sebesar Rp24 ribu per kg di level konsumen.

Direktur Bahan Pokok dan Penting, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Isy Karim, mengatakan, kenaikan harga telur saat ini lebih karena adanya kenaikan harga pakan dan tingginya permintaan.

Kenaikan permintaan saat ini juga berkaitan dengan momen libur natal dan tahun baru di mana biasanya terjadi peningkatan konsumsi pangan. Karena itu, Kemendag meyakini kenaikan harga saat ini tidak akan berlangsung dalam waktu panjang. “Perkiraam kami tidak (akan lama),” kata Isy Karim, Senin (27/12).

Isy Karim menjelaskan, untuk membantu masyarakat menengah ke bawah, pemerintah telah memasukkan komoditas telur untuk bantuan sosial. Melalui bantuan tersebut diharapkan beban masyarakat kecil dapat terbantu.

Mengutip Informasi Pangan Jakarta, Senin (27/12) rata-rata harga telur ayam ras di Ibu Kota tembus hingga Rp31.184 per kg, naik Rp907 per kg dari hari sebelumnya. Adapun untuk rata-rata nasional, data terakhir Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag per Jumat (24/12), telur ayam ras dihargai Rp28.600 per kg. Harga tersebut naik 2,88 persen dari hari sebelumnya sebesar Rp27.800 per kg.

Harga telur ayam di Cirebon saat ini terus mengalami kenaikan. Sejumlah agen telur bahkan sulit memperoleh pasokan telur dari peternak. Salah seorang agen telur dari Kabupaten Cirebon, Syahri Romdhon, mengatakan, sulitnya memperoleh pasokan telur dari peternak itu terjadi sejak awal Desember 2021. Menurutnya, para agen telur harus memesan terlebih dulu kepada peternak.

Aray mencontohkan, jika memesan telur pada Senin, maka pesanan telur itu baru bisa diperolehnya pada Kamis. Padahal biasanya, telur dari peternak bisa langsung didapatkannya tanpa harus menunggu berhari-hari. “Sekarang jumlahnya pun dibatasi,” terang Aray.

Aray menjelaskan, para peternak saat ini harus membagi stok telur yang ada dengan agen-agen lainnya. Karena itu, setiap agen tidak bisa mendapatkan pasokan telur sesuai keinginan mereka.

Menurut Aray, kondisi itu terjadi sejak adanya bantuan pangan nontunai, dimana salah satu komoditas utamanya adalah telur. Dia menyatakan, telur yang ada di peternak banyak terserap untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan tersebut hingga akhirnya harga telur menjadi naik.

Aray menyebutkan, harga telur ayam di tingkat peternak bahkan sudah mencapai Rp28 ribu – Rp29 ribu per kilogram. Harga itu dipastikan akan lebih tinggi lagi setelah sampai di tingkat konsumen. Salah seorang pedagang kelontong di Pasar Pagi Kota Cirebon, Rohman, menyebutkan, harga telur ayam yang dijualnya saat ini senilai Rp28 ribu per kilogram. Telur itu diperolehnya dari agen beberapa hari yang lalu. (republika.co.id)

Exit mobile version