Selain pesan terima kasih, ada juga siswa yang mengungkapkan harapan mereka untuk menu hari berikutnya, seperti pesan dari Kenanga, siswa Kelas 5 SDN 7 Subagan, yang menulis, “Hai Pak/Buk, Makasih makanannya, semoga menu besok dapat roti.” Ada juga Dri, dari sekolah yang sama, yang menulis, “Terimakasih makanan gratisnya, saya ingin ditambahkan teh botol.”
Menteri PPPA mengapresiasi kreativitas anak-anak yang menyampaikan pesan dengan cara unik ini. “Ini adalah gaya khas anak-anak dalam mengucapkan terima kasih. Kami akan mendokumentasikan setiap pesan sebagai bahan evaluasi,” kata Prita Laura, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan.
Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Melalui Gizi yang Cukup
Pemberian makanan bergizi di sekolah terbukti berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan anak. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan makan siang sehat memiliki nilai ujian yang lebih baik. Gizi yang baik membantu anak-anak belajar lebih optimal, dengan peningkatan konsentrasi, kecerdasan, dan mood yang lebih baik.
Program MBG mengacu pada standar Angka Kecukupan Gizi (AKG), yang memastikan porsi makan pagi dan makan siang memenuhi kebutuhan gizi anak. Prinsip “Isi Piringku” juga diterapkan dalam menu MBG untuk memastikan keberagaman pangan dengan proporsi yang seimbang antara makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah.
Kesiapan SPPG dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal
Di Bali, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Karangasem menggunakan bahan pangan lokal, seperti ikan tuna hasil tangkapan nelayan setempat, tahu, terong, buah, dan susu dari kebun masyarakat. Setiap hari, 2.807 porsi MBG disiapkan oleh 51 anggota SPPG, yang sebagian besar adalah perempuan yang sebelumnya bekerja di warung dan ibu rumah tangga.
Pemerintah memastikan bahwa penyedia makanan dalam Program MBG di Bali memenuhi prosedur sertifikasi halal, untuk menjamin kualitas dan keamanan makanan bagi siswa di 18 sekolah, termasuk madrasah. (rdr)
Komentar