Mentan Optimistis NTT jadi Provinsi Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. (ANTARA/HO-Humas Kementan)

Follow WhatsApp Channel, Telegram, Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi besar untuk menjadi provinsi swasembada pangan dalam waktu tiga tahun ke depan, dengan luas lahan pertanian yang sangat mendukung.

Mentan Amran menyatakan, dengan potensi lahan mencapai 300 ribu hektare, NTT dapat menjadi salah satu pilar ketahanan pangan Indonesia, khususnya di wilayah timur. “Jika 200 ribu hektare saja kita tanami dua kali setahun, produksi bisa mencapai 2 juta ton beras. Sementara kebutuhan NTT hanya 1,3 juta ton, artinya kita surplus 700 ribu ton,” kata Amran saat meninjau Bendungan Raknamo di Kupang, Sabtu, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Menurut Amran, pencapaian swasembada pangan di NTT dapat mengurangi ketergantungan provinsi tersebut pada pasokan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Hal ini juga diharapkan dapat menurunkan biaya logistik, yang selama ini berkontribusi pada tingginya harga beras dan inflasi di wilayah tersebut.

“Jika kita swasembada, inflasi terkendali, harga pangan rendah, dan masyarakat lebih sejahtera. Biaya angkut dari luar daerah selama ini ditanggung rakyat, itulah yang membuat harga mahal,” jelasnya.

Untuk mewujudkan target swasembada pangan ini, Kementerian Pertanian berkomitmen memberikan berbagai bantuan, termasuk pengembangan irigasi, distribusi pupuk, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta pendampingan intensif kepada petani.

“Kami targetkan dalam waktu tiga tahun, semuanya harus tercapai. Kami siap membantu semua yang dibutuhkan, termasuk biaya optimalisasi lahan,” tambah Amran.

Selain itu, Amran berharap program swasembada pangan ini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menurunkan tingkat kemiskinan di NTT, yang saat ini masih mencapai 20 persen. “Sektor pertanian adalah kunci pengurangan kemiskinan di NTT. Jika berhasil, rakyat akan lebih sejahtera,” ujarnya.

Pj Gubernur NTT Andriko Noto Susanto menyambut positif perhatian pemerintah pusat terhadap sektor pertanian di wilayahnya. Ia menjelaskan bahwa dari 300 ribu hektare lahan sawah yang tersedia, sebanyak 177 ribu hektare telah digarap dengan indeks pertanaman (IP) 1 hingga 1,5. Masih ada sekitar 123 ribu hektare lahan basah yang siap untuk dioptimalkan.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan pemerintah, mulai dari alsintan, pompa, benih, pupuk, hingga pembangunan bendungan dan embung. Dengan dukungan ini, kami yakin NTT bisa berkontribusi pada swasembada pangan nasional,” ujar Andriko.

Menurutnya, dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, NTT dapat menjadi lumbung pangan di Timur Indonesia, sekaligus memperkuat cita-cita kedaulatan pangan nasional. (rdr/ant)

Exit mobile version