LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Hasil tagkapan ikan rinuak di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat meningkat semenjak air danau vulkanik tersebut tercemar setelah kematian ikan secara massal semenjak satu bulan lalu.
Salah seorang nelayan di Danau Maninjau, Ipul di Lubukbasung, Rabu (29/12/2021), mengatakan biasanya hasil tangkapan ikan rinuak hanya 2-3 kilogram per hari dan semenjak kematian ikan secara massal hasil tangkapan meningkat menjadi 20-25 kilogram per hari. “Hasil tangkapan ikan ini meningkat semenjak air danau tercemar setelah ikan mati mendadak satu bulan terakhir,” katanya.
Ia mengatakan, hasil tangkapan 20-25 kilogram itu didapat selama dua jam, karena ikan endemik Danau Maninjau itu berkumpul ketepi danau. Dengan kondisi itu, pihaknya tidak kesulitan untuk menangkan ikan rinuak. “Biasanya saya membutuhkan waktu selama lima jam untuk mendapatkan dua-sampai tiga kilogram,” katanya.
Ia menambahkan, hasil tangkapan ikan rinuak itu dipasarkan ke Kecamatan Lubukbasung dengan harga Rp20 ribu per kilogram. Ikan rinuk ini merupakan pesanan dari pelaku usaha kecil menengah untuk diolah menjadi peyek, kerupuk dan lainnya.
Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira menambahkan oksigen di Danau Maninjau berkurang setelah curah hujan tinggi disertai angin kencang melanda daerah itu semenjak awal Desember 2021.
Akibatnya 1.455 ton ikan jenis nila dan mas mati mendadak semenjak 3-24 Desember 2021. “Ke 1.455 ton ikan mati itu berasal dari ratusan keramba jaring apung milik ratusan petani yang tersebar di tujuh nagari atau desa adat di sekitar Danau Maninjau,” katanya. (ant)