JAMBI, RADARSUMBAR.COM – Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Jambi dan Sumatera Barat, tepatnya di Dusun Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, terputus total pada Minggu (2/3). Kejadian ini menyebabkan arus lalu lintas dari Bungo menuju Sumatera Barat dan sebaliknya lumpuh total, memaksa pengendara mencari jalur alternatif.
Kepala BPBD Kesbangpol Bungo, Zainadi, mengonfirmasi bahwa kejadian tersebut telah dilaporkan, dan pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan penanganan darurat. “Kami sudah memasang garis pembatas dan mengarahkan kendaraan ke jalur alternatif. Tim Dinas PUPR juga sudah dihubungi untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPR Bungo, Dwi Herwindo, S.T., menjelaskan bahwa longsornya jalan lintas Sumatera di perbatasan Bungo-Jambi ke Sungai Rumbai-Dharmasraya disebabkan oleh tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah tersebut. “Jalan itu putus akibat longsor yang terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah ini,” jelas Dwi.
Sebagai solusi sementara, pihak PUPR telah berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional untuk penanganan perbaikan darurat. “Kami telah melaporkan kejadian ini ke pihak Balai Jalan Nasional, dan mereka akan menyiapkan jembatan Bailey sebagai jembatan darurat,” tambahnya.
Kasat Lantas Polres Bungo, AKP Edo D. Yudha, mengimbau agar pengguna jalan tidak melewati ruas yang terputus tersebut. Pengendara yang akan menuju Bungo atau Sumatera Barat diminta untuk memilih jalur alternatif melalui Jalan Padang Lamo di Kabupaten Tebo. “Kami menghimbau agar pengendara memperhatikan arahan ini, karena jalur yang putus dapat menyebabkan penundaan yang cukup lama,” ujarnya.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Jambi juga segera merespons kejadian tersebut. Kepala Satker PJN II, Diaz Shodiq, menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Bungo untuk mengatasi masalah ini. “Kami berencana untuk memasang jembatan Bailey (rangka baja portabel) yang sudah tersedia di Bungo,” kata Diaz. Pemasangan jembatan darurat ini diharapkan dapat selesai pada Senin sore, dengan uji coba dilakukan pada Selasa.
Diaz menambahkan bahwa kejadian ini terjadi karena dua unit gorong-gorong cross drain yang ada tidak mampu menampung debit air yang sangat tinggi. “Jalan amblas sepanjang 7 meter, dan kami khawatir bisa menggerus hingga 15 meter,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Jambi, Ibnu Kurniawan, menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah cepat untuk penanganan perbaikan permanen. “Kami akan segera meninjau lokasi dan berkoordinasi dengan Pemkab Bungo untuk mencari solusi yang tepat,” ujarnya.
Ibnu menambahkan bahwa pemasangan Jembatan Bailey akan dilakukan dengan memperhatikan kapasitas dan kondisi jalan yang ada. “Jembatan Bailey ini akan digunakan sementara waktu hingga perbaikan permanen dilakukan,” jelasnya.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jambi, Benny Nurdin Yusuf, turut berkoordinasi dengan pihak terkait. Ia mengingatkan agar angkutan barang tidak menggunakan kendaraan besar melalui jalur darurat tersebut karena kapasitas Jembatan Bailey yang terbatas. “Kami akan terus memantau dan memastikan kendaraan yang melintas sesuai kapasitas,” ujarnya.
Benny mengakui bahwa kejadian putusnya jalan ini berdampak besar pada jalur transportasi, dan langkah-langkah perbaikan segera dilakukan untuk meminimalisir kerugian lebih lanjut.
Langkah yang diambil oleh Kepala BPTD termasuk peningkatan pengawasan kendaraan Over Dimensi Over Load (Odol) di jembatan timbang untuk memastikan kendaraan yang melintas tidak melebihi kapasitas dan tidak melalui jembatan darurat. (rdr)