NIAS SELATAN, RADARSUMBAR.COM – Seorang siswi SMK Negeri di Pulau Pulau Batu diduga jadi korban tindak pidana penganiayaan (penamparan-red). Peristiwa itu dialami YD (17) siswi salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di Pulau Tello, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.
Dugaan tindak pidana penganiayaan tersebut terjadi saat proses belajar mengajar, sekira pukul 09.00 WIB. Menurut pengakuan korban kepada awak media, insiden itu ia alami atas tindakan oknum kepala sekolah setempat berinisial FD dalam ruang kelas.
YD ketakutan menceritakan kejadian itu kepada orang tuanya. Akan tetapi, kakak korban curiga dengan ekspresi adiknya yang tidak biasa. Sebab, pasca peristiwa dugaan penganiayaan atas terduga oknum kepala sekolah SMK Negeri setempat, korban mengalami pendarahan pada bagian hidung.
“Adik saya mengalami mimisan terus menerus sepulang dari sekolah, bahkan berlangsung lama,” kata Fitri Duha, kakak YD kepada RadarSumbar.com, Sabtu (15/3/2025) malam.
Pengakuan YD, oknum kepala sekolah tersebut datang ke ruang kelas mereka. Lalu menampar beberapa siswa laki-laki termasuk dirinya. Ia menerima dua kali tamparan hingga kepala terbentur ke dinding ruangan, Jumat (7/3/2025) pagi.
“Cuma saya cewek yang ditamparnya, kena tampar dua kali lalu peras mulut saya. Lalu mendorong saya ke dinding,” ujar YD, siswi SMK Negeri 2 Pulau Pulau Batu dengan tersedu-sedu.
Siswa yang bersekolah di Jalan Mayor Elisa Rambe, Siduaewali, Pulau Tello, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara melanjutkan, “Saya langsung pening, lalu mimisan sewaktu pulang ke rumah”.
Usai penamparan yang dialami, korban terduga penganiayaan oknum kepala sekolah tersebut diminta keluar untuk ke ruang guru. Setelah itu, korban pulang sendiri tanpa pendampingan dari para guru setempat.
Esok harinya, saat kejadian tersebut, Atumbuo Duha dari Pulau Biang, Kecamatan Pulau-Pulau Batu Utara tiba di Pulau Tello setelah mendengar kabar putrinya mendapat perlakuan dugaan tindak penganiayaan oleh oknum kepala sekolah.
Usai meminta keterangan YD, Atumbuo datangi sekolah guna menanyakan peristiwa yang terjadi sebenarnya. Uniknya, saat mereka bertemu, tiba-tiba FD oknum kepala sekolah melakukan klaim bahwa ia tidak memukul putrinya.
Ayah YD pun terkejut, karena mereka belum bicara sebelumnya. “Waktu saya datang ke sekolah, saya disuruh menunggu oleh salah seorang guru di sana,” kata Atumbuo kepada RadarSumbar.
“Tidak lama kemudian ia (oknum kepala sekolah) mendatangi saya dan langsung mengatakan bahwa ia tidak ada memukul anak saya, padahal saya belum bicara apa-apa dan atau memulai pembicaraan sepatah kata pun,” sambung Atumbuo.
Komentar