JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Tiga orang meninggal dunia akibat banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Banjir terjadi pada Jumat (30/12) pukul 07.00 waktu setempat dengan tinggi muka air 10 sampai 60 sentimeter.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari melaporkan, selain tiga orang meninggal dunia, 31.843 jiwa mengungsi akibat peristiwa ini. “Bencana banjir melanda Aceh Utara menyebabkan tiga orang meninggal dunia,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (6/1).
Abdul menjelaskan, banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan tiga sungai meluap, yakni Sungai Krueng Peutoe, Krueng Keureuto dan Krueng Pirak. Banjir merendam 11.511 unit rumah pada 120 gampong di 17 kecamatan, antara lain Kecamatan Dewantara, Sawang, Banda Baro, Cot Girek, Matangkuli, dan Lhoksukon.
Selanjutnya Kecamatan Pirak Timu , Tanah Luas, Samudera, Langkahan, Kuta Makmur, Geureudong Pase, Syamtalira Aron, Paya Bakong, Tanah Pasir, Baktiya Barat, dan Simpang Keuramat
Banjir juga mengakibatkan beberapa kerusakan meliputi satu unit jembatan rusak ringan, dua tanggul jebol, serta 41 hektar lahan sawah terdampak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyalurkan bantuan logistik dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Provinsi Aceh serta mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga terdampak. BPBD bersama dinas sosial setempat juga membuat dapur umum guna memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi.
Pemerintah Provinsi Aceh telah memberikan bantuan berupa beras 5.000 kg, minyak goreng 500 liter, gula pasir 250 kg, air mineral dalam kemasan 400 kardus (6.000 liter), telur ayam buras 6.000 butir, serta mie instan 500 kardus kepada korban terdampak. Guna mengantisipasi adanya peningkatan debit air, BPBD melakukan monitoring situasi dan kondisi pada 27 kecamatan se-kabupaten Aceh Utara melalui radio, laporan camat, WhatsApp grup, media sosial, serta laporan masyarakat.
Bupati Aceh Utara juga telah menetapkan SK Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dengan Nomor 360/1/2022 yang berlangsung selama 14 hari terhitung sejak tanggal 2 Januari sampai dengan 15 Januari 2022. Kondisi mutakhir saat ini, banjir di beberapa kecamatan sudah mulai surut. Adapun kecamatan yang masih terdapat genangan yakni Kecamatan Matangkuli (0-70 cm), Tanah Luas (30-70 cm), dan Tanah Pasir (0-60 cm).
Banjir Bandang di Aceh Tenggara
Selain Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tenggara juga dilanda bencana. Kali ini bencana banjir bandang yang menyebabkan beberapa kerusakan fasilitas umum. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tenggara mengerahkan tujuh alat berat dalam penanganan tanggul jebol akibat bencana tersebut.
Banjir bandang juga menyebabkan sejumlah kerusakan fisik lainnya. BPBD Kabupaten Aceh Tenggara mencatat satu unit jembatan rusak ringan, dua unit rumah rusak berat, kerusakan satu pasar tradisional, satu jalan penghubung desa rusak berat, dua fasilitas pendidikan terdampak serta merendam 594 rumah. “Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini,” ucap Abdul.
Banjir bandang dengan tinggi muka air 100 sampai 150 sentimeter ini terjadi pada Selasa (4/1), pukul 22.31 waktu setempat. Setelah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan peningkatan debit air pada Sungai Lawe Kinga. Kondisi tersebut diperparah oleh adanya tumpukan material kayu yang akhirnya menyebabkan Sungai Lawe Kingan meluap sehingga merendam pemukiman warga.
BPBD melaporkan banjir bandang merendam beberapa desa pada lima kecamatan, antara lain Kecamatan Bambel (Desa Pinding, Kuning I dan Lawe Hijo Ampera), Kecamatan Lawe Sumur (Desa Kuta Lesung, Teger Miko, Buah Pala dan Kisam Lestari), Kecamatan Lawe Bulan (Desa Lawe Kinga, Lawe Kulok, Tenembak Juhar, Kandang Mbelang dan Kandang Mbelang Bencawan).
Dua kecamatan lain yaitu Kecamatan Bukit Tusam (Desa Maha Singkil, Kuta Lingga, Darul Imani, Tenembak Bintang, Kuta Gerat dan Gumpang) dan Kecamatan Semadam (Desa Lawe Kinga Lapter dan Lawe Kinga Gabungan). BPBD Kabupaten Aceh Tenggara mendata sebanyak delapan warga mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Sampai saat ini, BPBD masih melakukan pendataan warga terdampak dan mengungsi serta menyalurkan bantuan logistik bersama dinas sosial setempat.
Sebagai upaya percepatan penanganan banjir, Bupati Aceh Tenggara menetapkan status tanggap darurat banjir bandang, terhitung mulai tanggal 5 sampai 18 Januari 2022. BPBD setempat terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna mendukung upaya penanganan banjir.
Berdasarkan kajian inaRISK, Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Utara memiliki potensi bahaya banjir dan banjir bandang pada tingkat sedang hingga tinggi. Berdasarkan prakiraan cuaca tiga harian per 6 sampai 8 Januari 2021 yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Aceh Tenggara dan Utara didominasi cuaca cerah dan cerah berawan.
BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi dengan langkah-langkah pencegahan seperti melakukan susur sungai bersama para ahli untuk membersihkan material yang menghambat aliran air, pemantauan dan pemeliharaan kondisi tanggul, serta memantau peningkatan debit air ketika wilayah pemukiman diguyur hujan lebat.
“Perangkat daerah setempat juga dapat mempersiapkan rencana kedaruratan seperti evakuasi dan penyaluran bantuan sekaligus penyiapan fasilitas dalam mendukung pelaksanaan protokol kesehatan dalam mencegah penularan Covid-19 di pengungsian,” tutupnya. (merdeka.com)