JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Bisnis penyewaan jet private mendapat berkah dari pandemi. Bahkan, karena permintaan yang terus meningkat, sejumlah perusahaan penyedia layanan private jet sampai kewalahan memenuhi permintaan klien.
Dikutip dari laman CNBC Indonesia, VistaJet, perusahaan penyedia layanan sewa jet private mengaku mengalami peningkatan jumlah keanggotaan sekitar 53% selama 2021. Mayoritas anggota baru berasal dari Eropa.
Sementara itu, pendiri Advanced Aviation Team, perusahaan penyedia jet private berbasis di Virginia, Gregg Brunson-Pitts, mengatakan bahwa pandemi membuat banyak orang menyewa pesawat jet pribadi untuk pertama kalinya. Orang-orang ini, menurut dia, kebanyakan bukan crazy rich.
“Bukan hanya orang super kaya saja yang pakai, beberapa orang dari pemerintahan juga ada. Mereka sewa untuk menyalurkan suplai makanan. Karena ini bisnis kami jadi meningkat selama lockdown,” kata dia.
Lebih lanjut, Gregg mengakui bahwa biaya sewa jet private memang tidak setransparan pesawat komersil. Hal ini karena ada beberapa faktor, misalnya jet yang dipakai dan katering VIP sesuai keinginan pelanggan.
Politisi sekaligus pebisnis Indonesia, Ahmad Sahroni merupakan salah satu dari mereka yang baru pertama kali menyewa jet pribadi d saat pandemi. Ia rela membayar mahal demi mendapatkan keamanan, privasi, dan kenyamanan.
Sahroni pernah mencarter jet dari CeoJetSet untuk rute Bali-Jakarta dan membayar US$36.000. Dia juga berencana untuk terus menyewa jet privat meski pandemi telah usai. “Sebagai orang dengan mobilitas yang tinggi, efisiensi waktu jadi hal yang utama,” ujarnya.
Bali masih menjadi kota tujuan favorit bagi para penyewa jet private di Indonesia. Untuk rute Jakarta-Bali, harga yang ditawarkan perusahaan mulai dari US$19500 atau sekitar Rp270 juta untuk sekali jalan dengan jumlah maksimal penumpang enam orang. (rdr)
sumber: CNBC Indonesia