LP Muaro Padang Genjot Produktivitas Napi Hasilkan Produk Bernilai Ekonomis

Salah satu hasil kerajinan warga binaan LP Muaro Padang. (IST)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Muaro Padang, Kota Padang tetap menggenjot program kemandirian produktif terhadap para warga binaan meskipun di tengah pandemi COVID-19.

Radarsumbar.com bersama sejumlah wartawan diundang langsung untuk melihat program kemandirian produktif pangan tersebut, Selasa (11/1/2022). Di sana, para jurnalis melihat langsung kegiatan video call warga binaan dengan keluarga secara bergantian. Pihak Lapas menyediakan telepon umum.

Setelah dari sana, jurnalis dibawa untuk melihat pelatihan-pelatihan yang dilakukan warga binaan mulai dari pelatihan membuat sandal hotel, kue, anyaman dan lainnya.

Kasi Giatja Lapas Kelas IIA Padang Syafri Naldi didampingi Kasubsi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja Muhammad Fadli, mengatakan, program kemandirian produktif tetap digenjot sebagai bagian dari pembinaan Lapas terhadap warga binaan, ada berbagai bentuk usaha yang terus berjalan.

Ia merinci berbagai usaha yang tetap eksis itu adalah pembuatan sandal hotel, pembuatan kue, “barbershop”, anyaman lidi sawit, perabot hingga kerajinan tangan. “Lewat program ini kami berusaha mengembangkan bakat dan minat para warga binaan termasuk pegawai Lapas,” katanya.

Ia pun menyebutkan, selain untuk membekali keterampilan warga binaan, program itu juga memberikan dampak ekonomi karena menambah pemasukan.

Sebut saja pembuatan sandal hotel yang ditampung oleh salah satu hotel swasta di Padang, sistem yang digunakan adalah sistem order. “Pihak hotel nantinya akan memesan, lalu kami tindaklanjuti dengan memproduksi sandal hotel sebanyak yang dibutuhkan oleh hotel tersebut. Dalam sebulan setidaknya bisa produksi 5.000 unit, perbelanjaan,” terangnya.

Sementara untuk pembuatan kue, katanya, masih sebatas untuk konsumsi di Lapas. Belum dijual keluar layaknya sandal hotel.

Ia menjelaskan, untuk pembuatan sandal ada lima tahap utama yang dilalui. Pertama, tahap pemotongan dan membentuk pola sandal, gerinda untuk memperhalus potongan, pengeleman, dilanjut dengan proses pres. “Sekarang kita memenuhi permintaan 6 hotel yang tersebar di Padang dan Bukittinggi. Tiga diantaranya hotel berbintang,” katanya.

Ia menambahkan, dampak dari tingginya permintaan sandal hotel tersebut, membuat pihaknya menambah jumlah WBP yang terlibat. “Jumlah WBP yang terlibat 21 WBP, dipecah dua tim agar kualitas dan permintaan dapat dipenuhi,” kata dia. (rdr-007)

Exit mobile version