Usai S2, Bripka Reszil sempat berpikir panjang untuk kembali melanjutkan studinya dengan alasan biaya untuk menamatkan S2 saja cukup berat, apalagi untuk S3. “Saya juga ada tanggungan biaya keluarga dengan dua anak yang masih sekolah,” sebutnya.
Setelah berpikir panjang, Bripka Reszil pun kembali melanjutkan kuliahnya dan mengambil Program Doktor Kajian Lingkungan dan Pembangunan di FE UNP Padang. Dimana, saat itu niat dia hanya mengikuti semester satu saja untuk mengetahui siapa yang mengajar, siapa yang belajar dan apa yang dipelajari. “Alhamdulillah, saya bisa mengatur waktu antara dinas dan kuliah. Semuanya tidak bentrok,” ucapnya.
“Seiring waktu dan berjalan dengan tabungan secukupnya, akhirnya saya bisa menyelesaikan semua mata kuliah dan istirahat beberapa semester untuk menabung kembali agar bisa melakukan riset dan meraih gelar Doktor tahun ini,” kata Bripka Reszil semangat.
Tertidur dengan Buku
Selain itu, Bripka Reszil sendiri mengaku tak bisa lepas dari buku untuk riset-risetnya. Di tengah sibuknya tugas sebagai anggota Polri di Polda Sumbar, Bripka Reszil selalu menyempatkan untuk membaca buku dan jurnal-jurnal international. Bahkan, sering ketika di rumah, Bripka Reszil tertidur dengan kondisi buku masih berada di pegangan tangannya.
“Bagi saya, ilmu itu adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang. Percuma saja kita punya semuanya, kalau tak berilmu, tak ada artinya juga. Saya hanya berharap ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga dan institusi saya,” tutup Bripka Reszil.
Terpisah, Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa Putra melalui Kabid Humas, Kombes Pol Satake Bayu Setianto mengaku bangga dan sangat mengapreasiasi usaha dari Bripka Reszil untuk terus belajar. Dia menyebut, apa yang dilakukan oleh Bripka Reszil ini bisa menjadi motivasi bagi personel yang lain, terutama yang dinas di Polda Sumbar.
“Kita apresiasi penuh kepada personil yang tekun belajar dalam rangka peningkatan SDM secara pribadi. Kita ingin dia bisa menjadi contoh untuk personel kita yang lain bahwa menuntut ilmu itu penting,” tutup Satake. (rdr)