PADANG ARO, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan, Sumatera Barat memperoleh dana rehab rekon pasca bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp21,750 miliar.
“Anggaran rehab rekon pasca bencana ini merupakan usulan 2019 dan sekarang dananya sudah masuk ke kas daerah pada 2021 dan kami sedang menyiapkan proses tender untuk pelaksanaan rehab rekon pasca bencana,” kata Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Richi Amran di dampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Alvino Sendra di Padang Aro, Senin (17/1/2022).
Seharusnya, kata dia anggaran rehab rekon ini dilaksanakan pada 2020 tetapi terganggu karena pandemi COVID-19. Dia menyebutkan, dana Rp21,750 miliar ini paling besar untuk pembangunan jembatan Sungai Pangkua di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh sebesar Rp13 miliar.
Jembatan Sungai Pangkua, merupakan akses akses utama sekitar 6.000 warga serta tiga sekolah di lokasi tersebut. Sekarang jembatan yang ada di Sungai Pangkua, masih jembatan sementara pinjaman dari provinsi usai kejadian bencana banjir pada 2019.
Selain itu, dana rehab rekon juga untuk membangun jembatan gantung Talantam Kecamatan Sangir Batang Hari sebesar Rp3,3 miliar.
Seterusnya rekonstruksi bangunan pengamanan Sungai Batang Pulakek Kecamatan Sungai Pagu Rp650 juta, pengamanan sungai Batang Sei Aro Koto Parik Gadang Diateh Rp750 juta.
Selanjutnya rekonstruksi bangunan pengaman sungai Pasie Panjang Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Rp3,2 miliar dan irigasi bandar Pauah Kecamatan Sangir Rp850 juta. “Prosesnya sudah mulai jalan dan sekarang tahapan sosialisasi kepada masyarakat supaya masyarakat tahu dan saat pelaksanaan tidak ada penolakan serta pengerjaan lancar,” ujarnya.
Rehab rekon pasca bencana alam banjir yang terjadi pada 2019 juga ada melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Rp2,5 miliar untuk pembangunan jembatan Sapan Sari dan jembatan gantung Kampung Tarandam tetapi anggarannya di Dinas PU. “Untuk BKK sudah selesai dilaksanakan pada 2021 oleh Dinas Pekerjaan Umum,” ujarnya.
Banjir bandang dan longsor di Solok Selatan terjadi pada November 2019 pukul 21.00 WIB, akibat curah hujan cukup tinggi dengan durasi lama sedangkan kapasitas sungai kecil dan tanah labil. Akibat banjir dan banjir bandang yang melanda Solok Selatan pada 2019 tersebut 1.184 kepala keluarga dengan 6.898 jiwa terdampak dan beberapa daerah sempat terisolasi. (ant)