Ia menekankan bahwa AICIS+ hadir sebagai respons terhadap dua krisis besar dunia saat ini: krisis dehumanisasi dan krisis ekologis. Konferensi ini akan membawa nilai-nilai spiritual Islam — seperti kasih sayang, solidaritas, dan kepedulian terhadap kehidupan — ke dalam dialog global.
“Islam Indonesia akan bicara ke dunia, bukan hanya bicara ke dalam,” tegasnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, menyatakan bahwa AICIS+ menjadi forum penting bagi Islam rahmatan lil ‘alamin yang solutif dan kontributif, serta membuka jalan bagi Asia Tenggara menjadi aktor utama dalam peradaban Islam modern.
“Forum ini akan diisi oleh akademisi, ulama muda, peneliti, dan inovator sosial dari berbagai bidang,” ujarnya.
Konferensi ini juga terbuka untuk pengiriman abstrak dan makalah ilmiah dari para cendekiawan, dengan delapan subtema strategis yang mencakup isu ekoteologi, ekofeminisme, transformasi teknologi, dan dekolonisasi studi Islam. (rdr/ant)





















