“Contoh Semen Padang FC. Semen Padang itu punya gelandang bertahan Alhassan Wakaso. Di saat itu kita lagi lawan Persis Solo. Kami lagi unggul 1-0, saat Wakaso lagi megang bola ditabrak oleh pemain Persis, eh malah Wakaso yang dikartu kuning wasit. Wakaso komplen, dia dikasih kartu kuning kedua, lalu dapatlah kartu merah, keluar. Semen Padang FC terpaksa bermain 10 pemain, akhirnya kebobolan satu gol, draw mainnya. Selanjutnya Wakaso disanksi 5 kali oleh Komite Disiplin karena dianggap protes berlebihan. Akibatnya, Semen Padang FC kalah-kalah terus mainnya, karena Wakaso ini jantung permainan Semen Padang FC,” terang Andre.
Atas persoalan itu, Andre menyatakan konsisten mendorong dilakukannya perubahan dan perombakan di tubuh Komite Wasit dan Komite Disiplin PSSI ini. Andre melihat Erick Thohir sebagai Ketum PSSI serius untuk melakukan pembenahan dan perubahan itu.
“Saya membuktikan bahwa kami bukan bagian dari mafia. Ada sekelompok suporter yang mungkin kecewa klubnya degradasi lalu menggaungkan Andre bagian dari mafia. Tapi kalau saya bagian dari mafia, harusnya saya selama degradasi diam dong. Tapi apa yang terjadi dalam sejarah Kongres PSSI, baru ada satu orang yang berani berbicara lantang dan minta perubahan, minta Komite Wasit diganti, Komite Disiplin diganti. Dan itu adalah Andre Rosiade,” tegas Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Selain perubahan di Komite Wasit dan Komite Disiplin, Andre menegaskan dirinya juga konsisten mendorong perubahan di PT Liga Indonesia Baru (LIB). Andre mendorong, PT LIB diisi oleh profesional asing. “Kami konsisten. Kami melihat harus ada perubahan di PT LIB. Bahkan saya tugaskan dan saya perintahkan CEO Semen Padang FC dalam RUPS PT LIB untuk bersuara,” ujar Andre.
“PT LIB ini penikmat sponsorship dari BUMN. Konteksnya kalau menerima sponsorship dari BUMN tentu harus diawasi karena BUMN ini milik negara, milik rakyat Indonesia. Masa gak boleh diawasi, ratusan miliar lho,” tukuk Andre.
Bahkan kata Andre, sponsorship yang didapat PT LIB dari BRI tidak terlepas dari campur tangan Erick Thohir selaku Ketum PSSI yang juga Menteri BUMN. Karena itu, menurut Andre, PT LIB pantas dikritisi, pantas diganti jika tidak lagi menjalankan tugasnya secara profesional.
“Sponsorship BRI ini dapat karena Erick Thohir Ketua PSSI. Jadi jangan sampai bilang membangun opini seakan-akan manajemen LIB ini gak boleh dikritisi, gak boleh diganti karena kehebatan mereka nyari sponsor. Gak ada, yang nyari sponsor itu Erick. Saya tahu persis kok saya mitranya, saya anggota Komisi VI DPR RI. Jangan narasinya dibangun jangan sampai gak boleh dikritik. Presiden aja dari zaman pak Harto, pak Habibie, Gus Dur, buk Mega, pak SBY, pak Jokowi, sampai pak Prabowo juga dikritik kok, masa LIB ini gak boleh dikritik, aneh. Kalau anti kritik susah, status quo banget mentalnya. Tentu kita akan kritik terus, kita akan beri masukan terus untuk perubahan yang lebih baik. Kalau saya sih terus konsisten, tetap ingin pergantian direksi PT (LIB),” papar Andre. (rdr)





















