Temuan ini konsisten dengan analisis data sebelumnya dari Afrika Selatan, Inggris, dan Skotlandia, di mana infeksi Omicron mengalami puncaknya lebih awal daripada di AS, jelas CDC.
CDC mengatakan, relatif tingginya rawat inap pada anak-anak selama periode Omicron ini mungkin berkaitan dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Anak-anak di bawah usia lima tahun belum memenuhi syarat untuk vaksin di AS dan angka vaksinasi anak-anak jauh lebih rendah dibandingkan vaksinasi orang dewasa.
Penelitian tersebut juga melibatkan analisis data dari basis data perawatan kesehatan luas dan tiga sistem pengawasan untuk menilai karakteristik Covid-19 AS dari 1 Desember 2020 sampai 15 Januari 2022.
Para penulis penelitian menyampaikan, salah satu keterbatasan penelitian ini adalah tidak dapat mengecualikan infeksi insidental di mana pasien yang dirawat karena alasan lain dinyatakan positif Covid saat berada di rumah sakit. Itu dapat meningkatkan rasio rawat inap terhadap kasus dan memengaruhi indikator keparahan. (merdeka.com)