“Atap rumah-rumah kokoh terkoyak oleh angin. Gubuk-gubuk kayu sebagian besar telah hancur,” sambung Raharijaona.
Seorang warga mengatakan kepada Reuters bahwa atap sekolah dan gereja robek. Padahal, bangunan tersebut akan digunakan sebagai tempat berlindung bagi para pengungsi di sekitar Mananjary. Di wilayah tengah yakni di Haute Matsiatra, penduduk desa menyekop lumpur dari jalan untuk membersihkan kerusakan akibat tanah longsor yang disebabkan oleh Topan Batsirai.
Kerusakan akibat topan tersebut menambah kerusakan yang ditimbulkan oleh Topan Ana, yang melanda pulau itu dua pekan lalu. Topan Ana menewaskan 55 orang dan membuat 130.000 orang mengungsi. Topan Ana melanda Madagaskar pada 22 Januari. Setelah menghancurkan Madagaskar, Topan Ana bergerak ke barat, mendarat di Mozambik dan melanjutkan ke pedalaman ke Malawi. Sebanyak 88 orang tewas. (kompascom)