Terisolasi begitu lama hingga hampir setahun, nyaris menghancurkan kehidupan sosial Muzaffer, dirinya tidak dapat berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman.
Ia juga hanya diizinkan melihat anak-anak dan cucu-cucunya melalui jendela. Hanya istri dan putra bungsunya yang tinggal bersamanya. “Saya tidak punya masalah di sini selain tidak bisa menyentuh orang yang saya cintai. Hal ini sangat sulit. Saya bahkan tidak bisa divaksinasi karena kondisi saya,” kata Kaysan kepada Anadolu Agency.
Belum ada kejelasan bagaimana kronologi detail selama isolasi 14 bulan, dengan hasil tes COVID-19 78 kali positif Corona. Namun, Muzaffer Kayasan kini memohon kepada pihak berwenang menemukan solusi untuk masalahnya. Sayangnya, vaksin COVID-19 bukanlah jawaban, karena ia tidak dapat divaksinasi akibat kondisi medisnya. (detik.com)