JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Lonjakan tinggi kasus COVID-19, termasuk varian Omicron membuat sejumlah pakar memprediksi bahwa Indonesia akan memasuki gelombang ke-3. Bahkan, varian ini diklaim lebih cepat penyebarannya daripada varian COVID-19 lainnya.
“Sekarang sedang terjadi lonjakan kasus dan pandemi COVID-19 belum berakhir. Kini mungkin disebut sebagai gelombang ke-3, lonjakan gelombang ke-3 yang dilaporkan paling banyak varian Omicron. Dilaporkan juga sangat cepat transmisinya dan tinggi,” tutur Dr dr Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FAPSIC, FACC,FESC, FSCAI, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI), dalam webinar konferensi pers dan launching buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi ke-4, Rabu (9/2/2022).
Varian Omicron tak hanya menyerang saluran pernapasan, tetapi juga disebut bisa memicu masalah pada penis pria. Dikutip dari The Sun, Kamis (10/2/2022), sejumlah dokter dan jurnal medis pun menunjukkan kasus pasien pria yang mengalami masalah pada organ vitalnya. Lantas, seperti apa? Simak informasi berikut.
- Kerusakan pembuluh darah dan pembekuan darah di penis
Sejumlah orang mungkin berpikir bahwa COVID-19 Omicron hanya menyebabkan masalah pernapasan. Namun, ternyata, bisa juga memicu masalah pada penis. Sebuah bukti menunjukkan bahwa virus Corona, termasuk Omicron kemungkinan besar menyebabkan kerusakan pembuluh darah, salah satunya di penis.
Alhasil, virus Corona yang memasuki sel-sel endotel pembuluh darah dapat menghentikan kinerja organ-organ di dalam tubuh. “COVID-19 dapat menyebabkan disfungsi endotel yang meluas pada sistem organ di luar paru-paru dan ginjal… termasuk penis,” kata para peneliti di Miami. Tak hanya itu saja, infeksi varian Omicron ini diketahui dapat meningkatkan kecenderungan darah untuk menggumpal. Apabila sudah terjadi, hal ini bisa memicu stroke, gagal paru-paru, serangan jantung, dan pembatasan umum aliran darah ke organ vital.
Bahkan, dokter asal Iran yang berusia 41 tahun, mengungkapkan hal ini bisa menimbulkan rasa sakit yang menyiksa di penis.
- Ereksi lebih lama
Meskipun “ereksi tahan lama” mungkin terdengar ideal untuk pria yang ingin bertahan lebih lama saat bercinta, namun efek samping dari Omicron ini jauh dari menguntungkan. Petugas medis melaporkan kasus pria yang ereksinya berlangsung berjam-jam atau bahkan, berhari-hari. Secara medis, ereksi yang terjadi secara terus-menerus disebut priapisme. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian jaringan, kerusakan permanen, atau disfungsi ereksi.
Meskipun begitu, kondisi ini biasanya bisa diobati dengan menyuntik penis, menggunakan jarum atau sayatan kecil untuk mengalirkan darah dari ruang ereksi, serta menggunakan es batu. “Beberapa kasus priapismus iskemik telah dipublikasikan, kebanyakan dari mereka mempengaruhi pasien dengan gejala parah yang memerlukan rawat inap dan masuk ICU,” kata para dokter.
- Disfungsi ereksi
Sejak awal pandemi, sejumlah dokter mulai memperingatkan bahwa COVID-19 bisa menyebabkan disfungsi ereksi pada pria. Akibatnya, hal ini bisa memicu sejumlah masalah kesehatan lainnya, seperti impotensi. Sebagai informasi, impotensi adalah kondisi ketika penis tak mampu ereksi atau mempertahankan ereksi, sehingga kegiatan seksualnya pun menjadi terhambat.
Ahli urologi di Klinik Cleveland di Ohio, dr Ryan Berglund, mengakui telah menemukan pasien yang mengalami masalah ini. “Pembuluh darah itu sendiri yang dapat meradang, dapat menyebabkan fenomena obstruktif dan berdampak negatif pada kemampuan ereksi,” tuturnya.
- Ukuran penis menyusut
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College London, menemukan sekitar 200 dari 3.400 orang mengalami gejala langka seperti penis mengecil akibat COVID-19. “Hampir lima persen pria mengalami penurunan ukuran testis/penis,” tulis temuan yang dipublikasikan di Lancet’s EClinicalMedicine.
Tak hanya itu, Ashley Winter MD, seorang ahli urologi di Portland, juga mengungkapkan bahwa mengalami disfungsi ereksi dapat menyebabkan pemendekan pada penis. “Memang benar bahwa memiliki disfungsi ereksi menyebabkan pemendekan,” katanya.
“Anda memiliki periode waktu di mana penis tidak meregang dengan sendirinya, di mana tidak, Anda tahu, mendapatkan semua darah penuh ke dalamnya, dan itu dapat menyebabkan jaringan parut pada penis dan pemendekan penis,” lanjutnya. (detik.com)