PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kegiatan operasional di Pelabuhan Teluk Bayur selama tahun 2021 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satunya arus kapal pelayaran luar negeri, mengalami peningkatan cukup tajam dibanding tahun sebelumnya, walaupun di tengah kondisi Pandemi Covid-19 yang sudah mulai membaik namun belum pulih sepenuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, General Manager Pelindo Regional 2 Teluk Bayur, Nunu Husnul Khitam diwakili Pelaksana Harian (PLH) General Manager Sabar Hariono Wibowo mengemukakan arus petikemas di pelabuhan Teluk Bayur selama tahun 2021 kemarin mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2020.
Pelindo Regional 2 Teluk Bayur mencatat realisasi arus petikemas pada tahun 2021 yakni sebesar 105.746 Twenty Equivalent Units (TEUs) atau 97.125 box. Jumlah pada tahun 2021 itu meningkat sebesar 9 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020 yakni sebesar 97.448 TEUs atau 89.596 box.
Peningkatan itu seiring dengan turut meningkatnya ekspor komoditi karet ke Amerika Serikat (AS) dan India. “Selain itu peningkatan juga dipengaruhi oleh peningkatan beberapa komoditi lainnya untuk kebutuhan domestik antara lain seperti semen, cokelat, santan kelapa dan cassia vera,” katanya.
Sabar mengatakan, Hal yang mempengaruhi peningkatan arus petikemas di pelabuhan Teluk Bayur selama tahun 2021 salah satunya adalah melalui program customer visit yang mana pihaknya langsung mendatangi pelanggan untuk mendengarkan keluhan, saran, dan masukan terhadap pelayanan.
“Kemudian kami juga menjalin informasi dan potensi dari market atau pasar untuk dikembangkan nantinya di tahun 2022 ini agar arus petikemas terus meningkat,” kata Sabar.
Ditambahkan, dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan atau meningkatnya tren komoditi curah cair beberapa tahun ke depan, manajemen Pelindo Regional 2 Teluk Bayur pada tahun 2022 ini fokus terhadap proses pengembangan dan peningkatan kapasitas Dermaga Khusus Curah (DKC) 1 dan 2 Gaung.
Sabar mengungkapkan, DKC 1 dan 2 Gaung tersebut disiapkan untuk melayani kegiatan bongkar muat CPO beserta seluruh produk turunannya termasuk dalam melayani penyandaran kapal-kapal dengan panjang maksimal (LOA) 180 meter dengan kapasitas angkut hingga sekitar 35 ribu ton.
Dua DKC juga bisa dimanfaatkan bagi kapal-kapal tongkang pengangkut komoditi bahan baku (sourcing of self propeller oil barges) ukuran 3.500 feet dengan kapasitas muatan sebesar sekitar 7.500 sampai 8.000 ton yang penyandarannya dapat dilakukan secara bersamaan.
“Sehingga diharapkan selain dapat meningkatkan kapasitas produksi bongkar muat juga menjadikan pelayanan pelabuhan Teluk Bayur makin cepat, efektif dan efisien,” ungkapnya.
Lebih lanjut Sabar menyampaikan, peningkatan juga terjadi pada arus kapal pelayaran luar negeri. Walaupun di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang sudah mulai membaik namun belum pulih sepenuhnya, arus kapal pelayaran luar negeri tumbuh positif.
Ia menjelaskan, secara unit, pelayaran luar negeri meningkat sebesar 21 persen dibanding sebelumnya yakni dari 341 unit pada 2020 dan terealisasi sebanyak 411 unit di tahun 2021 atau terjadi peningkatan dari 5.232.396 Gross Tonnage (GT) menjadi 6.412.861 GT.
Demikian halnya pelayaran dalam negeri pun mengalami kenaikan, dimana secara unit meningkat sebesar 5 persen yaitu dari 1.320 unit pada 2020 menjadi 1.389 unit pada 2021, atau secara GT meningkat dari 6.273.505 GT menjadi 6.285.635 GT.
Di sisi lain, untuk pelayaran rakyat juga turut mengalami peningkatan sebesar 5 persen yakni dari 590 unit pada 2020 menjadi 620 unit pada realisasi 2021 sehingga secara keseluruhan, total arus kunjungan kapal pada 2021 lalu tercatat sebanyak 2.420 unit (12.698.496 GT) atau meningkat 7 persen dibandingkan capaian tahun 2020 yang tercatat sebesar 2,256 unit (11.581.819 GT).
“Peningkatan arus kapal ini diiringi pula dengan peningkatan arus barang yang mencapai 31,87 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 4.203.017 ton pada tahun 2020 menjadi 5.542.382 ton di tahun 2021,” ujar Sabar.
Peningkatan arus barang terutama terjadi pada komoditi curah cair yang didominasi oleh produk CPO (minyak sawit mentah) beserta produk turunannya yang terealisasi sebesar 3.047.614 ton pada 2021 atau meningkat 38 persen bila dibandingkan tahun 2020 lalu yang hanya terealisasi sebesar 2.206.180 ton.
Selanjutnya, Sabar menyebutkan, untuk kargo curah kering juga turut berkontribusi terhadap peningkatan arus barang, dimana pada tahun 2021 lalu tercapai sebesar 1.967.507 ton atau meningkat sebesar 39 persen bila dibandingkan dengan capaian tahun 2020 sebesar 1.414.062 ton.
“Hal ini tidak terlepas seiring dengan kembali boomingnya komoditi batu bara, cangkang dan bungkil untuk mayoritas kebutuhan ekspor, serta meningkatnya kebutuhan batubara untuk suplai PLTU di seputar wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya,” tutupnya. (rdr)