Menentang peringatan Barat terhadap langkah semacam itu, menurut Kremlin, Putin telah mengumumkan keputusannya dalam percakapan telepon dengan pemimpin Jerman dan Prancis sebelumnya.
Langkah ini memicu kecaman Amerika Serikat (AS) dan Eropa, yang juga menegaskan akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Namun demikian, belum jelas apakah pengiriman tentara menjadi langkah besar pertama yang diambil Putin menuju invasi skala besar ke wilayah Ukraina, yang dikhawatirkan Barat selama ini.
Seorang pejabat senior AS, yang enggan disebut namanya, menyebut pengiriman tentara Rusia ke dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina dan dikuasai separatis pro-Rusia itu belum mengarah pada ‘invasi lebih lanjut’ yang akan memicu sanksi berat. Namun pejabat senior AS itu memperingatkan bahwa aksi militer lebih luas bisa terjadi kapan saja.
Dalam pidatonya, Putin membahas soal sejarah pada era kekaisaran Ottoman hingga ketegangan terkini atas ekspansi aliansi NATO ke arah timur Eropa. Tuntutan Rusia agar Ukraina membatalkan niat bergabung dengan NATO telah berulang kali ditolak oleh Ukraina dan negara-negara NATO.
Dengan keputusannya mengakui dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina itu, Putin berarti mengabaikan peringatan negara-negara Barat. “Saya menganggap perlu untuk mengambil keputusan yang seharusnya dibuat sejak lama — untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan dari Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk,” tegas Putin dalam pidatonya. (reuters)