Tak Gentar, Presiden Ukraina Siap Bertempur Lawan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sudah berpakaian militer dan maju ke medan perang di Chernobyl memimpin pasukannya berperang dengan Rusia. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan tak akan meninggalkan ibu kota Kiev dan bakal siap bertempur menyusul gempuran Rusia yang terus terjadi.

“Saya di sini (Kiev), tidak menyerah. Kami akan memperjuangkan negara kami karena senjata kami adalah kebenaran dan kebenaran kami ialah inilah tanah kami negara kami, anak-anak kami, dan kami akan mempertahankan semua ini,” kata Zelensky dalam video singkat yang diunggah di Twitter, Sabtu (26/2/2022) waktu setempat.

Ia lalu berkata, “itu saja. Itu saja yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Kemenangan untuk Ukraina.”

Pada unggahan terpisah, Zelensky juga mengatakan telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyoal bantuan militer. “Senjata dan peralatan dari mitra kami sedang dalam perjalanan ke Ukraina,” ujar Zelensky.

Zelensky sebelumnya pernah menyatakan tak akan meninggalkan Ukraina di tengah gempuran Rusia yang semakin menekan Kiev. “Kami tak akan meletakkan senjata kami, kami akan membela negara kami,” kata Zelensky dalam sebuah video. Ukraina berada dalam gempuran Rusia usai Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi ke wilayah Donbas, Ukraina Timur, yang dikuasai kelompok separatis Pro-Moskow.

Tak lama kemudian, pasukan Rusia masuk dari tiga sisi, yakni Belarus dari utara, Crimea dari selatan, dan Donbas dari timur, disusul ledakan terjadi di sejumlah kota. Pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina pun tak bisa dihindari. Hingga kini menurut data pemerintah Ukraina, sebanyak 198 orang meninggal dan 120 ribu warga mengungsi.

Menanggapi penggunaan kekuatan Rusia yang berlebih, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat draf resolusi yang mengecam invasi Moskow di Ukraina. Dalam pemungutan suara, Rusia menolak draf tersebut. Sementara negara yang dekat dengan Moskow seperti China, Uni Emirat Arab, dan India, memilih abstain.

Draf itu bisa memberi peluang bagi PBB untuk mengutuk serangan Rusia. Nantinya, draf ini akan dibawa ke pertemuan majelis umum di PBB. (cnnindonesia.com)

Exit mobile version