Pada hari yang sama dengan GM, pabrikan asal Jerman, Volkswagen juga telah menangguhkan pengiriman mobil ke diler-diler yang ada di Rusia hingga pemberitahuan lebih lanjut. “Pengiriman akan dilanjutkan segera setelah dampak sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat telah diklarifikasi,” kata juru bicara VW.
VW sebelumnya telah mengatakan bahwa mereka akan menghentikan produksi selama beberapa minggu, di dua pabrik Jerman setelah penundaan untuk mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina.
Daimler Truck
Parbikan yang juga berasal dari Jerman, Daimler Truck juga menyatakan bahwa mereka telah menghentikan kegiatan bisnis mereka di Rusia, termasuk kerja sama dengan pembuat truk Rusia Kamaz, yang 47 persen dimiliki oleh konglomerat negara Rusia Rostec. Pembuat mobil-mobil mewah, Mercedes-Benz Group juga sedang mencari cara agar bisa melepaskan 15 persen sahamnya di Kamaz secepat mungkin seperti yang diberitakan dari surat kabar Handelsblatt.
Penghentian produksi
Produsen otomotif yang sudah berinvestasi membuat pabrik di Rusia, juga menyatakan bahwa mereka tidak akan memproduksi kendaraan-kendaraan di negara tersebut sebagai bentuk protes atas kejadian perang Rusia dan Ukraina.
Pembuat truk Swedia, AB Volvo (VOLVb.ST) mengatakan telah menghentikan semua produksi dan penjualan di Rusia karena krisis. AB Volvo menghasilkan sekitar 3 persen dari penjualannya di Rusia dan memiliki pabrik di sana. “Kami sekarang memiliki sedikit kejelasan tentang sanksi dan keamanan di kawasan itu … ini berarti semua operasi di Rusia berakhir,” kata juru bicara perusahaan kepada Reuters.
Perusahaan yang berlokasi di Amerika Serikat, Ford juga memiliki setidaknya 50 persen saham di tiga pabrik yang bertempat di Rusia, sebelumnya mereka mengatakan sedang berupaya mengelola dampak apa pun pada operasinya tetapi fokus utamanya adalah keselamatan karyawannya di wilayah tersebut. Meski begitu, pejabat pembuat mobil AS Ford Motor Co sampai saat ini belum memberikan komentar resmi.
Masalah perbatasan
Produsen mobil Prancis Renault akan menangguhkan beberapa operasi di pabrik perakitan mobilnya di Rusia pada minggu depan karena kemacetan logistik yang menyebabkan kekurangan komponen, unit lokal perusahaan mengatakan hal tersebut. Dikutip Reuters, langkah itu dilakukan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, meskipun Renault, yang memiliki tiga pabrik perakitan mobil di Rusia, tidak merinci apakah rantai pasokannya terpengaruh oleh konflik tersebut.
Renault, yang kembali untung pada tahun 2021 setelah dua tahun merugi, adalah salah satu perusahaan Barat yang paling terekspos ke Rusia, di mana ia menghasilkan 8 persen dari pendapatan intinya, menurut Citibank. Dalam sebuah pernyataan, unit Rusia produsen mobil Prancis itu mengatakan produksi Moskow akan berhenti dari 28 Februari-5 Maret di tengah “beberapa gangguan dalam pasokan komponen.”
“Gangguan terutama disebabkan oleh kontrol perbatasan yang lebih ketat di negara-negara transit dan kebutuhan yang dipaksakan untuk mengubah sejumlah rute logistik yang sudah ada,” kata unit tersebut, tanpa menyebut nama negara mana pun.
Secara terpisah, sebuah pabrik mobil di Togliatti, Rusia tengah, mungkin menghentikan beberapa jalur perakitan pada hari Senin, kata pembuat mobil top Rusia Avtovaz yang dikendalikan oleh Renault, mengutip berlanjutnya kekurangan komponen elektronik secara global. Dikatakan pabrik harus beroperasi penuh pada Selasa. (ant)