Awalnya Cuma Tanam Porang, Petani di Ponorogo Kaget di Lahannya Tumbuh Pohon Pisang Raksasa

Ladi saat memeluk pohon pisang raksasanya/Foto: Charolin Pebrianti

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Aneh tapi nyata! Sebatang pohon pisang raksasa tumbuh di areal persawahan Dusun Setumbal, Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo. Pisang ini memiliki tinggi 4 meter dan berdiameter 1,8 meter.

Pemilik pohon pisang, Ladi Harjo (68) mengaku, awalnya ia membeli benih porang dari tetangganya. Tetiba, lahannya yang ditanami porang tumbuh pohon pisang. “Sama istri saya dibiarkan (pisang) itu, setelah beberapa lama ternyata semakin besar dan tinggi,” tutur Ladi kepada detikjatim, Rabu (2/3/2022).

Ladi menambahkan, pisang yang tak sengaja ditanam sejak 1,5 tahun lalu itu makin tumbuh hingga sekarang. Saat Ladi memupuk tanaman porang miliknya, tak sengaja pisang pun ikut terpupuk. “Perawatan hanya dipupuk kandang, kompos dan organik, tujuannya yang dipupuk porang. Pisang justru tidak dipupuk sendiri,” imbuh Ladi.

Pantauan detikJatim, pisang raksasa ini berbeda dengan tanaman pisang pada umumnya. Selain karena ukurannya yang besar, pun bagian batang itu berbentuk seperti daun sawi. Ada batang dengan ujung daun, batangnya pun tipis dan lebar. Saat tidak ditali bagian batang, batangnya bakal melebar layaknya sawi.

Meski sudah berumur 1,5 tahun, pohon pisang ini belum muncul tanda-tanda berbuah. Menariknya, daun pisang ini tampak utuh dan tidak sobek. Sedangkan batangnya tinggi besar. Tanaman ini pun viral di media sosial, banyak warga yang penasaran pun sengaja melihat tanaman pisang raksasa ini. Meski posisi tanaman pisang berada di lereng bukit yang terjal dan licin. “Hingga saat ini masih dipelihara saja karena tidak mengerti untuk tanaman ini mau diapakan,” papar Ladi.

Pohon pisang raksasa ini juga punya keunikan sendiri. Seperti yang diungkapkan pemiliknya, Ladi yang menyebut pohon pisang raksasa miliknya memiliki getah berwarna kuning serta tak memiliki bau pisang.

Kepala Dusun Setumbal, Sunari mencoba memotong satu lembar batang pohon pisang tersebut. Ternyata, memang benar getahnya berwarna kuning. Sedangkan pohon pisang biasa, getahnya berwarna putih. “Ini kalau tali karetnya dilepas, batangnya kan kayak sawi. Nanti terlepas dan mengembang. Jadi ditali biar rapi,” tutur Sunari kepada detikJatim, Rabu (2/3/2022).

Sunari menambahkan sejak viral awal Februari lalu, sudah banyak warga yang mendatangi lokasi ini. Mereka penasaran dengan pisang raksasa yang tumbuh di Jurug. “Pisang ini kan aneh kalau masyarakat bilang katanya seperti sawi, kan tidak mungkin lha wong sebesar ini,” jelas Sunari. Menurutnya, pohon pisang berukuran besar ini baru pertama kali tumbuh di Desa Jurug. Saat ini, lahan milik Ladi pun sering didatangi orang. “Harapan kami pohon pisang ini tetap dipelihara, jangan sampai dimatikan,” terang Sunari.

Sunari pun berharap tanaman pisang raksasa ini bisa berkembang dan dibudidayakan masyarakat Desa Jurug. Tujuannya, untuk menarik wisatawan. “Harapannya kami tetap dipelihara, nanti kami koordinasi dengan masyarakat, bisa tumbuh berkelanjutan terus ada anakannya nanti bisa kita budidayakan bersama dengan masyarakat,” tandas Sunari.

Saat ini, tanaman pisang raksasa ini diberi nama pisang Aladin. Sebab, plesetan dengan nama pemilik pisang, Ladi. “Saya yang memberikan ide nama Aladin,” kata Kades Jurug Sukamto. Kenapa dipilih nama Aladin? “Karena pemilik pisang bernama Ladi, akhirnya saya plesetkan jadi Aladin,” tutur Sukamto kepada detikjatim, Rabu (2/3/2022).

Sukamto menambahkan, pohon pisang berukuran raksasa tersebut membuat warga terkejut. Pihaknya pun ingin berkolaborasi dengan para peneliti dan dinas pertanian. “Ini diteliti memang pisang atau bukan, tapi kalau dilihat secara langsung bentuk daun dan batangnya seperti pisang,” terang Sukamto.

Tak hanya itu, Sukamto juga berniat ingin membudidayakan tanaman pisang raksasa tersebut di Desa Jurug. Ini untuk menarik wisatawan datang ke Jurug. “Kalau memang itu nanti, bisa dibudidayakan lewat tunas atau biji,” kata Sukamto.

Menurutnya, ke depan pihaknya berniat untuk membudidayakan pohon pisang ini di Desa Jurug. Pun jika pisang ini tidak berbuah, bisa dimanfaatkan daun dan batangnya. “Daun ini kan bisa dimanfaatkan untuk pincuk atau bungkus nasi pecel, juga batangnya bisa dimanfaatkan untuk tempat wayang saat pagelaran,” imbuh Sukamto.

Ke depan, lanjut Sukamto, pihaknya bakal fokus menggarap agrowisata. Sebab, di sini ada air terjun Pletuk. Tujuannya, agar ada daya tarik wisatawan. “Pemdes Jurug juga mau membudidayakan pisang raksasa ini supaya jadi daya tarik, jadi ikon baru di wisata air terjun Pletuk,” pungkas Sukamto. (detik.com)

Exit mobile version