PASBAR, RADARSUMBAR.COM – Gempa bumi magnitudo 6,1 yang mengguncang di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, juga menyebabkan rumah sejumlah wartawan yang bertugas di daerah itu mengalami kerusakan cukup parah.
Salah seorang wartawan Harian Posmetro (Jawa Pos Grup) Hendi (38) yang tinggal di Pasa Lakuk Jorong Tanjung Beruang Nagari Kajai mengatakan rumahnya mengalami kerusakan cukup berat akibat gempa yang terjadi pada Jumat (25/2/2022) lalu.
“Untuk sementara kami mengungsi di daerah Jambak Jalur 10 barat Kecamatan Pasaman di tempat rumah adik ipar mertua yang yang ikut mengungsi,” katanya.
Ia terpaksa mengungsi karena rumahnya rusak berat dan tidak bisa dihuni lagi akibat gempa. Selain itu istrinya Nelfi Ilana (34) serta anaknya Shafa henfi putri (12) dan Henfizia Salsabila (6) masih trauma ketika ada getaran sedikit langsung berteriak gempa dan lari.
Kerusakan rumah, katanya dinding bagian atas kiri kanan runtuh, dinding kamar jebol, ruang tamu retak lebar dan seluruh dinding bagian rumah retak-retak dan tidak bisa di huni karena dikhawatirkan roboh karena tidak ada kekuatannya lagi.
Selain itu pondasi retak di bagian dapur dan tengah rumah. Kemudian isi rumah peralatan elektronik hancur, satu unit sepeda motor juga ikut tertimpa material rumah. “Ibu mertua saya juga terkena batu bata saat gempa dan saat ini sudah keluar dari RSUD Jambak,” ujarnya.
Untuk sementara kami mendapatkan bantuan sembako dari para dermawan. Rumah wartawan lainnya Idenfi Susanto (scientia.id) dan Robi (valora.com) juga ikut rusak akibat gempa.
Menurut Idenfi Susanto rumahnya di Kajai mengalami retak dinding dan sejumlah plafon juga hancur. “Saat ini kami mengungsi di tenda darurat karena takut gempa susulan dan bangunan roboh,” katanya.
Selain itu rumah mertunya di Bateh Pulai Pinaga tidak bisa dihuni lagi karena penahan dinding nan besi putus sahingga dinding segi empatnya merenggang sekitar 10 centimeter mengakibatkan bangunan rumah menjadi miring.
Begitu juga rumah Wartawan lainnya Robi yang mengalami kerusakan. Dinding rumahnya retak dan dikhawatirkan jika ada gempa susulan akan roboh. “Saat ini gempa susulan terus terjadi sehingga kami pindah ke tenda mengungsi untuk sementara,” katanya.
Sementara itu, Pemkab Pasaman Barat serta dermawan lainnya terus menyalurkan bantuan kepada korban gempa dan melakukan pendataan berapa kerusakan yang ada. (rdr/ant)